BLITAR – Sekretaris PAC PDI Perjuangan Kecamatan Talun yang juga Ketua Gapoktan setempat Andri Mizan Asrori bersyukur, kabar para petani kesulitan menjual gabah ke Bulog saat musim panen tiba direspon cepat oleh Pemkab Blitar.
Dinas Pertanian Kabupaten Blitar, Bulog dan Kodim 0808 menggelar rapat koordinasi (rakor) di kantor Pemkab Blitar, Kamis (10/4/2025) malam.
Rakor tersebut membahas program serap gabah (Sergab) sekaligus merumuskan strategi penyerapan gabah hasil panen petani secara efektif demi menjaga kestabilan harga dan menghindari kerugian petani di musim panen.
Andri Mizan Asrori yang hadir pada kegiatan itu mengatakan bahwa Bulog saat ini telah bermitra dengan 14 pihak dengan kapasitas serapan harian 110 ton.
Melihat potensi panen yang meningkat, Bulog bakal menambah 22 mitra baru, sehingga total mitra Sergab ditargetkan menjadi 36. Penambahan mitra ini sebagai upaya untuk menjaga kelancaran distribusi hasil panen petani.
“Hasil dari rakor semalam itu Bulog akan menambah mitra baru. Tujuannya untuk mempercepat serapan hasil panen petani agar tidak menumpuk dan bisa langsung ditangani, dan juga memastikan tidak ada gabah petani yang terbuang sia-sia,” ujar Andri pada tim media ini, Jumat (11/4/2025).
Selain itu distribusi kuota penyerapan 110 ton per hari akan difokuskan ke sembilan kecamatan dengan luas tanam terbesar. Yakni Talun, Garum, Kanigoro, Sutojayan, Selopuro, Wlingi, Samben, Doko, dan Gandusari, masing-masing memperoleh jatah 10 ton per hari.
Sedang sisa kuota sebesar 20 ton akan dialokasikan ke kecamatan lain berdasarkan pendaftaran yang dilakukan paling lambat dua hari sebelum panen, sebelum pukul 12.00 WIB.
Untuk pelaksanaan di lapangan, Babinsa akan berkoordinasi dengan Gapoktan, Poktan, dan PPL dalam mendata petani yang siap panen. Data tersebut akan diteruskan ke Danramil atau Bati yang ditunjuk untuk didaftarkan ke sistem online Bulog sesuai kuota yang tersedia.
Tidak hanya itu, tim penjemput Sergab mulai bergerak pada Jumat, 11 April 2025. Di hari yang sama, tim gabungan Kodim, Bulog, dan Dinas Pertanian juga akan melakukan verifikasi lapangan untuk menjaring calon mitra di berbagai wilayah.
Wilayah yang dikunjungi diharapkan mendampingi penuh proses verifikasi ini. Termasuk juga Bulog akan membuka peluang bagi petani perorangan untuk langsung menjual hasil panennya tanpa melalui mitra, dengan tetap mengikuti ketentuan yang berlaku.
“Kami mendorong petani yang sudah siap secara kualitas dan kuantitas untuk langsung bermitra atau menjual ke Bulog. Ini akan memberikan ruang yang lebih luas dalam distribusi hasil panen dan mendorong transparansi,” katanya.
Dalam rakor itu, sebagai ketua Gapoktan Talun Andri juga menyampaikan sejumlah gagasan yang menurutnya telah diterima dan disetujui bersama sebagai langkah untuk menjamin penyerapan gabah secara merata di seluruh wilayah.
“Alhamdulillah gagasan yang kami sampaikan telah disetujui bersama demi penyerapan gabah yang merata. Seiring dengan menunggu progres perkembangan jumlah mitra Bulog yang terus diupayakan bertambah, solusi yang paling tepat adalah adanya pembagian serapan gabah berdasarkan luasan tanam padi di masing-masing kecamatan,” ucap Andri.
Dia menyebutkan bahwa rapat ini menunjukkan kesigapan pemerintah daerah yang berkolaborasi dengan Kodim dan Gapoktan untuk segera melakukan evaluasi dan langkah antisipasi menghadapi panen raya yang sudah mulai berlangsung.
“Intinya, kita semua harus bergerak cepat dan tepat. Jangan sampai gabah menumpuk atau tidak tertangani. Ini momentum penting untuk menunjukan keberpihakan kita pada petani,” tutup Andri. (arif/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS