JAKARTA – Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan tren perolehan suara responden untuk Capres Joko Widodo (Jokowi) lebih unggul dari pesaingnya, Prabowo. Hasil survei yang dirilis kemarin tersebut berbanding lurus dengan survei pada Mei 2018.
Ketika itu dukungan responden terhadap Jokowi tercatat sekitar 57 persen sedangkan Prabowo sekitar 33 persen. Menurut Djayadi, tren perolehan suara ini penting sebagai indikasi hasil akhir pada hari pencoblosan.
“Dari pengalaman sebelumnya, calon yang suara dikungannya unggul akan sulit dikalahkan,” kata Direktur Eksekutif Djayadi Hanan di kantor SMRC, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (7/10/2018).
Baca juga: Elektabilitas Jokowi-Ma’ruf Amin Makin Tak Terkejar
SMRC pun mencoba membandingkan elektabilitas Joko Widodo jelang Pilpres 2019 dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) jelang Pilpres 2009 lalu.
Perbandingan ini dibuat karena keduanya memiliki kesamaan. Saat ini Jokowi merupakan capres petahana Pilpres 2019, sementara SBY pada Pilpres 2009 juga menjadi capres petahana.
“Kalau kita proyeksikan ke depan, maka tampaknya peluang Jokowi memenangkan Pilpres lebih baik dari SBY pada 2009. Nyatanya SBY saja menang saat itu,” ujar Djayadi.
SMRC membandingkan Jokowi dan SBY dengan berbagai simulasi. Pada simulasi top of mind, elektabilitas Jokowi pada September 2018 sebesar 47,4 persen. Sementara SBY pada September 2008, elektabilitasnya hanya 28,7 persen.
Pada simulasi elektabilitas berdasarkan pertanyaan semi terbuka atau dengan daftar nama capres, elektabilitas Jokowi 51,6 persen pada September 2018. Sementara itu sepuluh tahun lalu, elektabilitas SBY dengan simulasi yang sama hanya 30,7 persen.
Pada simulasi dua nama capres, elektabilitas Jokowi mencapai 60,2 persen pada September 2018. Sementara SBY 48,6 persen pada September 2008.
“Jadi sebagai petahana, elektabilitas Jokowi jelang Pilpres 2019 ada kecenderungan lebih baik dari SBY jelang Pilpres 2009 lalu,” kata Djayadi.
Dengan logika seperti itu, ucapnya, peluang Jokowi menang di Pilpres 2019 terbuka lebar. Sebab, SBY dengan modal elektabilitas yang tak ditinggal Jokowi bisa menang di Pilpres 2009 silam.
Elektabilitas Jokowi sejauh ini masih unggul dari Prabowo berdasar sejumlah lembaga survei. Survei LSI Denny JA, misalnya, menunjukkan elektabilitas pasangan Jokowi-Ma’ruf mencapai 52,2 persen.
Dalam survei yang digelar 12 Agustus-19 Agustus 2018 itu, Prabowo-Sandiaga hanya mendapatkan 29,5 persen.
Survei SMRC dilakukan terhadap 1.220 responden yang tersebar di berbagai wilayah pada 7-14 September 2018.
Survei tersebut dilakukan dengan mewawancarai responden. Margin eror 3,05 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS