JAKARTA – Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mendorong anak-anak muda Indonesia untuk belajar dari Proklamator Soekarno soal ide dan gagasan. Salah satu poin pentingnya, anak-anak muda harus mulai dari ide dan gagasan sebagai titik awal untuk bergerak, seperti halnya dilakukan Bung Karno.
“Kekuatan anak-anak muda adalah ide dan gagasan,” kata Hasto saat memberi pengarahan pelantikan Pengurus Pusat Banteng Muda Indonesia (BMI) di kantor DPP Perjuangan Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (17/3/2022).
Hasto mengatakan Bung Karno pernah menyampaikan teori perjuangan yang disampaikan pada 1923. Saat itu, Bung Karno mengemukakan tiga gagasan, yakni nationale geest (roh dan semangat nasional), nationale wil (kemauan nasional) dan nationale daad (perbuatan nasional).
“Ide didapatkan dari imajinasi yang menciptakan spirit atau semangat. Spirit menciptakan tekad, dan tekad menciptakan tindakan,” paparnya. (Baca juga: Dilantik Puan, Ini Pengurus Lengkap DPP Banteng Muda Indonesia)
Dia lalu menceritakan bahwa di tahun 1930-an, Bung Karno sudah memiliki ide dan visi bahwa Indonesia merdeka akan terjadi pada saat Pasifik membara.
Pada saat itu, ide Bung Karno itu dianggap tak masuk akal, sebab Indonesia saat itu terjajah, rakyatnya miskin, dan tak punya sumber daya sendiri. Mayoritas dikuasai penguasa kolonial.
Namun, Bung Karno menjadikan ide itu sebagai sebuah spirit dan kemudian menjadi tindakan. Ide itu dibahasakan dengan budi bahasa rakyat sehingga merasuk ke pemikiran dan hati rakyat.
“Dan akhirnya semua bergerak bersama. Terbukti pada tahun 1945 Indonesia merdeka saat Pasifik membara,” beber Hasto.
Contoh lainnya adalah ketika Bung Karno menggagas pembebasan Irian Barat. Saat itu, Bung Karno memiliki ide bahwa jika Irian Barat tak menjadi bagian dari RI dan tetap di bawah kekuasaan Penjajah.
“Bung Karno mengatakan Irian Barat bagaikan pisau belakang kolonialisme dan setiap saat kita bisa ditusuk oleh Belanda. Atas dasar hal tersebut, sesuai kajian historis dan geopolitik maka Irian Barat memang satu kesatuan national staat, satu kesatuan kebangsaan Indonesia,” katanya.
Saat itu, ide Bung Karno itupun dianggap tak masuk akal. Sebab Indonesia tak memiliki dana dan sumber daya serta kekuatan militer.
Namun dengan berbagai strategi dan upaya diplomasi termasuk dengan penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika tahun 1955, Irian Barat akhirnya menjadi bagian integral Republik Indonesia.
Di masa kini, lanjut Hasto, hal yang sama bisa dilakukan oleh para anak muda Indonesia. Dan jika jalan yang pernah dilalui oleh para pendiri bangsa itu juga dilakukan, maka niscaya anak muda Indonesia akan menjadi pemimpin masa depan Indonesia yang kualitasnya setara.
Menurutnya, kontekstualisasi ide tersebut bisa dimulai dari ide sederhana yang menggelorakan kembali semangat berdikari. Jadi anak-anak muda harus kreatif, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta berdaya cipta bagi kepentingan para pemuda Indonesia.
“Anak-anak muda bisa kembangkan juga potensi kuliner nusantara, kopi, coklat dan seluruh sumber daya nasional. Semuanya dengan daya kreasi anak muda,” ujar Hasto.
Semisal, anak-anak muda bisa mengembangkan pecel sebagai penganan khas Nusantara untuk menjadi makanan yang sehat. Di masa pandemi saat ini, dunia membutuhkan sumber bahan pangan yang menyehatkan.
“Mengolah pecel pun, bisa menjadi prestasi. Jika pecel diolah baik dengan sesuai standar menu yang bersih, dan food processing yang higienes dengan kualitas yang bagus, maka bisa menjadi opsi jenis makanan yang ikut mewarnai dunia,” kata Hasto.
“Lakukan hak yang tampaknya sederhana, namun jika terus menerus dilakukan akan menjadi sebuah gerakan,” tegasnya.
Untuk bisa mencapai itu, tambah Hasto, anak muda tentu harus banyak membaca buku dan sumber pengetahuan lainnya. Melakukan berbagai diskusi untuk membahas, misalnya, bagaimana KPop bisa menjadi fenomena global.
“Dan lalu Anda semua mengemas kebudayaan Nusantara dengan sentuhan modernitas sehingga menarik bagi dunia karena khas Indonesia,” urai Hasto.
“Pada kesempatan ini, saya berharap Banteng Muda Indonesia bisa menggerakkan setiap anak muda Indonesia menciptakan prestasi dalam setiap bidang kehidupan,” ajaknya.
Untuk diketahui, DPP PDI Perjuangan melantik jajaran lengkap kepengurusan salah satu sayap kepemudaannya, Banteng Muda Indonesia (BMI) yang akan bekerja hingga periodisaainya selesai tahun 2024.
Upacara pelantikan itu dipimpin Ketua DPP PDIP bidang politik dan hubungan antarlembaga Puan Maharani. Jajaran BMI yang dilantik hadir dengan dipimpin oleh Ketua Moch Herviano dan Sekjen Patria Ginting.
Sejumlah Ketua DPP PDIP ikut hadir di acara itu, yakni Eriko Sotarduga, dan Sukur Nababan. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS