SURABAYA – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mengatakan bahwa terjadi sejumlah perubahan di Kota Surabaya dalam satu tahun terakhir seperti pengembangan destinasi wisata dan program padat karya.
“Pertama adalah banyak tempat destinasi wisata yang sudah berdiri. Jadi ada banyak tempat wisata yang ada di Surabaya. Ada Romokalisari Adventure Land, ada Tunjungan Romansa, ada lagi Taman Asreboyo dan tempat-tempat lainnya,” ujar Wali Kota Eri di Surabaya, Sabtu (3/6/2023).
Menurut Wali Kota Eri, alasan menjadikan sejumlah tempat itu sebagai destinasi wisata adalah untuk menggerakkan perekonomian masyarakat.
“Kami jadikan tempat wisata karena saya ingin ketika menjabat wali kota, ketika sesuatu yang saya bangun itu bisa menggerakkan perekonomian,” jelasnya.
Politisi PDI Perjuangan itu menjelaskan, selain destinasi wisata, juga banyak berdiri tempat usaha padat karya. Apalagi di tahun 2023 ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memprioritaskan pembangunan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui program padat karya dan pemberdayaan UMKM.
Sampai dengan bulan April 2023, sebanyak 2.822 warga miskin dan pra miskin telah dilibatkan dalam program padat karya, dengan penghasilan tertinggi mencapai Rp4.463.000 per orang per bulan. Ada sekira 34 Rumah Padat Karya di 14 Kecamatan.
Program padat karya tersebut terdiri atas beragam bentuk, mulai dari kafe, sentra menjahit, laundry, cuci kendaraan, perbaikan Rutilahu (Rumah Tidak Layak Huni), budi daya pertanian dan peternakan, rumah maggot hingga pembuatan paving.
“Jadi, yang saya harapkan adalah kehadiran pemerintah kota di zaman saya menjadi wali kota atau saat HUT ke-730 Surabaya ini bisa dirasakan langsung oleh masyarakat,” katanya.
Tak hanya itu, Wali Kota Eri juga merasakan masyarakat semakin guyub rukun, mulai dari warga, RT/RW, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) hingga Kader Surabaya Hebat (KSH).
“Yang saya rasakan hari ini adalah Surabaya sangat guyub rukun, RT/RW LPMK dan Kader Surabaya Hebat dan seluruh warganya. Ini yang membuat saya bangga menjadi bagian Kota Surabaya,” tuturnya.
Sejumlah perubahan di Kota Surabaya, tambah Wali Kota Eri, tidak lepas dari peran serta semua elemen masyarakat. Terlebih, ia juga menyampaikan bahwa pemimpin sejati itu adalah warga, RT/RW, LPMK dan KSH semua pemangku kepentingan.
“Tapi saya sebagai wali kota hanya menyatukan saja, mengembalikan perasaan dari seluruh warga Surabaya,” jelasnya.
“Maka Surabaya hari ini harus seperti reel sekarang, punya visi yang sama, punya tujuan yang sama. Berbeda dalam pilihan itu hal biasa, tapi tujuannya hanya satu,” tandasnya. (set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS