JAKARTA – Pengamat politik Fachry Ali mengungkapkan kekagumannya terhadap peran penting Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bagi bangsa dan negara Indonesia.
Menurutnya, Megawati yang gigih dan konsisten membangun bangsa memiliki peran penting dalam konsolidasi demokrasi di Indonesia. Apalagi, perjuangan Megawati Soekarnoputri kala itu tidaklah mudah.
Hal itu dikatakan Fachry saat berdialog dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, di rumah pakar politik itu di kawasan Pondok Bambu, Jakarta Timur, Senin (31/10/2022) sore.
Peneliti senior LP3ES itu dalam kesempatan tersebut menyampaikan alasan mengapa dia beberapa kali menulis tentang kepemimpinan Megawati yang juga Presiden ke-5 RI tersebut.
“Saya kagum dengan Mbak Mega, terutama peran pentingnya dalam konsolidasi demokrasi, kegigihannya secara konsisten di dalam membangun partai, dan sikap kenegarawanannya di dalam menghadapi masa-masa yang tidak mudah ketika berhadapan dengan pemerintahan Orde Baru. Mbak Mega sosok negarawan yang selalu berpijak pada jalan konstitusi dan ketaatan pada hukum,” kata Fachry.

Selama lebih dua setengah jam Hasto berdialog dengan Fachry di sebuah ruangan yang penuh buku. Di tengah diskusi yang serius meski terkadang diselingi tawa renyah, Fachry Ali menyajikan kopi dan mi Aceh kepada Hasto.,
Pada kesempatan itu, Hasto Kristiyanto kagum dengan khasanah dan kekayaan intelektual Fachry Ali. Perbincangan hangat keduanya menyangkut pokok tentang pemikiran Bung Karno terkait Islam dan isu terkini.
“Sebelum datang ke sini, tadi saya melapor ke Ibu Megawati akan berdiskusi dengan Bang Fachry. Ibu Mega menitip salam untuk Bang Fachry,” kata Hasto kepada Fachry Ali.
“Saya senang bisa berdialog panjang dengan Bang Fachry tentang demokrasi Indonesia, Islam, dan Bung Karno,” ucapnya.
Di sela perbincangan, Fachry juga sempat menanyakan latar belakang Hasto mengambil gelar doktor Ilmu Pertahanan dengan bahasan tentang geopolitik Soekarno.
“Saya usul, disertasi Mas Hasto dijadikan buku untuk dibahas di semua kalangan, termasuk kalangan akademisi/kampus. Saya undang Hasto untuk memaparkannya di ruangan ini. Karena, saya terkadang menggelar diskusi terbatas di ruangan ini dengan kalangan akademisi,” kata Fachry.

Atas permintaan itu, Hasto menceritakan dirinya telah memberi kuliah umum di 16 universitas sejak dirinya meraih gelar doktor. Dia pun siap membahas disertasinya yang mengonstruksikan pemikiran geopolitik Bung Karno.
Sebelum pamit, Hasto menyerahkan sejumlah buku kepada pengamat politik asal Aceh tersebut. Sebagai balasan, Fachri mengajak Hasto ke lantai 2 rumahnya yang terdapat sebuah perpustakaan dengan ribuan koleksi buku-buku dari dalam dan luar negeri.
Hasto sangat kagum dengan koleksi ribuan buku dari berbagai pemikiran yang dimiliki Fachry. “Semua itu menunjukkan luasnya khasanah pengetahuan Bang Fachry sebagai cendekiawan yang tidak diragukan komitmennya bagi bangsa dan negara,” ujar Hasto.
Menurutnya, PDI Perjuangan saat ini terus mengembangkan tradisi intelektual mengingat Bung Karno, Bung Hatta, dan pendiri bangsa lainnya membangun tradisi pemimpin negarawan dan sekaligus sebagai pemimpin pembelajar yang baik.
“Sungguh ini perpustakaan pribadi yang luar biasa. Saya kagum,” ungkap Hasto yang juga mengatakan Partainya memerlukan sosok pemikir kritis seperti Fachry Ali. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS