SURABAYA – Walikota Eri Cahyadi meninjau kesiapan akhir dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Surabaya Timur yang berlokasi di Medokan Asri Tengah, Kelurahan Kali Rungkut, Kecamatan Rungkut.
“Ini sudah 99 persen ya, tinggal soal kebersihannya. Segera kami buka dan resmikan karena ternyata siap,” kata Eri Cahyadi, kemarin.
Rumah sakit yang akan diberi nama Eka Candrarini tersebut akan dilakukan pembersihan dalam seminggu ke depan. RSUD Eka Candrarini akan dibuka dalam waktu dekat.
“Kita tunggu pembersihannya, saya minta waktu dalam seminggu ini dibersihkan. Untuk tanggal nanti kita diskusikan tanggal yang bagus, dalam artian perawat dan berbagai hal lainnya siap, ya kita buka,” ujarnya.
Nantinya RSUD Eka Candrarini yang memiliki fasilitas 327 tempat tidur, akan melayani 155 tempat tidur pada awal pembukaannya dan secara bertahap dibuka secara penuh. Untuk layanan poli akan dibuka seutuhnya.
Untuk tahap awal, akan ada 21 dokter spesialis, 31 dokter umum, dan 134 nakes yang akan bertugas. Sedangkan untuk posisi lainnya akan dipenuhi melalui perekrutan calon pegawai negeri sipil (CPNS), yang rencananya membutuhkan sekitar 640 orang.
Nakes yang bertugas sendiri nantinya bukanlah tenaga baru. Di antaranya merupakan nakes yang telah bertugas di RSUD Dr. Soewandhie maupun RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH).
Terkait penamaan Eka Candrarini, Walikota Eri menerangkan bahwa penamaan tersebut memiliki arti bulan yang paling indah. Sehingga bisa diidentikkan sebagai sinar bulan yang paling indah, yang diambil dari Bahasa Sansekerta.
Harapannya dengan penamaan tersebut bisa memberikan kebaikan dan menerangi Kota Surabaya dengan kekuatan seorang wanita dan anak.
“Saya dedikasikan untuk perempuan dan anak, sebab seorang wanita adalah penjaga pilarnya Kota Surabaya,” ungkap politisi PDI Perjuangan tersebut.
Rencananya RSUD Eka Candrarini akan memiliki unggulan fasilitas layanan kepada wanita dan anak. Sesuai dengan filosofi nama yang dimiliki rumah sakit tersebut.
“Rumah sakit ini saya berharap bisa melayani unggulannya adalah Wanita dan anak. Jadi wanita dan anak ini bisa merasakan rasa nyaman, tidak bercampur, intinya privasi perempuan dan anak terjaga disini,” pungkas Eri. (gio/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS