Risma Minta Pedagang di Sentra PKL Tak Cepat Putus Asa

Loading

SURABAYA – Wali Kota Tri Rismaharini mengimbau pedagang kaki lima (PKL) di sentra wisata kuliner yang dibangun Pemkot Surabaya, tidak cepat putus asa. Risma minta mereka mau terus belajar meningkatkan kualitas rasa makanan dan memperbaiki manajemen usahanya.

Imbauan tersebut disampaikan Risma, saat meresmikan sentra PKL Convention Hall di Jalan Arif Rahman Hakim, Surabaya, Rabu (4/1/2017).

Menurutnya, di awal-awal jualan bisa saja sepi. “Tapi jangan langsung putus asa. Saya harap panjenengan mau terus belajar dan juga menjaga kebersihan sentra PKL ini,” kata Risma.

Apalagi airnya juga bagus. Sehingga ke depannya, sentra PKL ini bisa menjadi jujugan bagi warga ekonomi menengah ke atas,” kata Tri Rismaharini dalam sambutannya.

Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya tersebut menambahkan, sebelum menempati Sentra PKL Convention Hall, dulu ada banyak PKL berjualan di Jalan Klampis Jaya dan Jalan Gebang Putih Kecamatan Sukolilo.

Ironisnya, beberapa PKL tersebut memanfaatkan lahan saluran air. Imbasnya, ketika musim penghujan, kawasan tersebut sering banjir dikarenakan fungsi saluran yang tidak maksimal.

Kini, setelah menempati sentra PKL tersebut, selain mengembalikan fungsi saluran, para pedagang juga bisa mendapat banyak keuntungan.

Salah satunya, pedagang kini bisa berjualan lebih tenang tanpa khawatir dirazia oleh personel Satpol PP dikarenakan berjualan di lahan yang tidak seharusnya. Bahkan, bila mau, pedagang bisa berjualan selama 24 jam.

“Bapak ibu bisa berjualan 24 jam dan nggak perlu takut diusir Satpol PP. Kenapa 24 jam? Karena banyak warga Surabaya yang life time nya itu sampai 24 jam. Itulah kenapa Taman Bungkul bisa ramai selama 24 jam,” ujar Risma.

Keuntungan lainnya, pedagang akan mendapatkan pelatihan untuk mengolah rasa makanan juga pelatihan dari desain produk. Dinas Kesehatan Surabaya juga akan rutin mengontrol kesehatan makanan sehingga warga yang datang ke sentra PKL tersebut, tidak perlu khawatir makanannya mengandung zat pewarna makanan ataupun pewarna tekstil.

Apalagi, pedagang juga tidak dibebani kewajiban membayar pajak untuk sekian tahun. “Pedangan hanya perlu membayar biaya sewa retribusi. Dan itu murah sekali,” kata wali kota yang juga kader PDIP Ini.

Yang menarik dari Sentra Wisata Kuliner Convention Hall ini tidak hanya menjajakan beragam makanan dan minuman. Tetapi juga ada stan khusus memasarkan handycraft hasil kerajinan warga.

Total ada 46 buah rombong, 46 unit meja dan kursi serta delapan tempat sampah. Juga ada kamar mandi dan toilet yang bersih. (goek)