SURABAYA – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mencanangkan gerakan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), di gedung Balai Pemuda, Rabu (25/1/2017).
Gerakan yang dicanangkan Risma ini untuk menekan angka ibu meninggal setelah mengalami pendarahan saat melahirkan.
Risma mengatakan, 1.000 Hari Pertama Kehidupan wajib diperhatikan, utamanya bagi pasangan muda. Hingga usia dua tahun, orang tua wajib memberikan perhatian terhadap buah hatinya.
Jika anak kekurangan asupan gizi pada awal pertumbuhan, kata Risma, fisiknya akan tumbuh lebih pendek dan berpengaruh terhadap perkembangan kognitif. Sehingga bisa mempengaruhi keberhasilan pendidikan, serta menurunkan produktivitas pada usia dewasa.
“Dengan cara seperti ini, kita bisa menentukan mulai dari IQ-nya seperti apa, kecerdasan intelektualnya, hingga fisiknya seperti apa di masa depan, mulai sekarang,” jelas Risma.
Wali kota dari PDI Perjuangan ini mencontohkan warga Korea Selatan sekarang penduduknya berpostur tinggi, karena mulai dari kandungan hingga bayi, mereka diberi asupan makanan ikan laut.
Oleh karena itu, dia minta Kepala Dinas Kesehatan Surabaya agar melakukan sosialiasi konsumsi ikan sejak mulai jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD).
“Sosialisasi makan ikan ini harus dipaksa, jika anak tidak suka harus dipaksa. Karena ini baik untuk anak dan ibunya,” tegas Risma.
Pemkot Surabaya konsen dengan 1000 hari pertama kehidupan, karena ini seringkali tidak dipedulikan oleh sebuah keluarga.
“Padahal, ada yang harus diperhatikan saat ibu hamil. Bagaimana kecerdasan anak kita kelak, IQ-nya seperti apa, intelektual dan fisiknya,” urainya.
Sementara itu, Kepala Dinkes Kota Surabaya Febria Rachmanita mengatakan, angka ibu meninggal akibat pendarahan di Surabaya, menurun. Jika pada tahun 2015 ada 39 kasus, pada tahun 2016 turun menjadi 27 kasus.
Turunnya angka tersebut, ujar Febria, dapat dicegah salah satunya dengan gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan.
Untuk menekan angka ibu mengalami pendarahan saat melahirkan, Pemkot Surabaya melakukan pendampingan. Seorang ibu hamil wajib didampingi empat pendonor dengan golongan darah yang sama.
Saat ini sudah ada 315 calon pengantin dan 150 bidan untuk program 1000 HPk tersebut.
Bagi warga yang ingin mendaftar, tambah Febria, masyarakat bisa datang langsung ke 63 puskesmas di Kota Surabaya. Masyarakat bisa mendaftar tanpa dipungut biaya apapun.
Jika ada pasangan baru ingin mendapatkan pelayanan tersebut, imbuh Febria, harus ada kesepakatan minta didampingi hingga anaknya berumur 2 tahun.
Pendampingan tersebut mulai dari pemeriksaan kesehatan, gizinya sampai nanti cara menyusui. Dan harus diberikan air susu ibu (ASI) ekslusif sampai anaknya berumur 2 tahun. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS