SURABAYA – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memiliki pandangan sendiri soal momen kemerdekaan RI ke-72. Risma mengajak seluruh masyarakat Surabaya bisa bergandeng tangan mengantisipasi perpecahan.
Menurut Risma, masyarakat Indonesia sudah bisa melaju kencang, tinggal melihat apakah kita berhasil terbang nantinya.
”Saya kira kita sebelumnya sudah berjalan dan tinggal terbang lebih tinggi lagi. Tapi kemudian ada masalah yang akan mengancam perpecahan. Jadi karena itu mari kita sama teguhkan niat,” kata Risma, usai mendengarkan pidato Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di gedung DPRD Surabaya, kemarin.
Dia menegaskan, bukan saatnya lagi kita membeda-bedakan golongan. Kalau ingin maju, ujarnya, semua pihak harus sama-sama bergandengan tangan.
“Kita tidak boleh ngomong lagi siapa saya, siapa kamu, siapa orang tuamu, apa agamamu, apa sukumu,” tuturnya.
Dengan seluruh masyarakat bergandengan tangan, Risma yakin Surabaya akan menjadi kota yang luar biasa.
“Saya sangat yakin Surabaya akan jadi kota yang luar biasa bila kita tetap kuat dan kokoh seperti ini,” ujar dia.
Risma menyatakan, merebut kemerdekaan ini tidaklah mudah. Para pejuang melewati berbagai peperangan guna membebaskan bangsa dari belenggu penjajah.
Dia pun mengajak, mulai saat ini janganlah memikirkandiri sendiri saja. Tapi harus ikut mempertimbangkan nasib anak cucu kelak seperti apa.
Sementara itu, pada pidato kenegaraan dalam rangka HUT ke-72 Kemerdekaan RI Tahun 2017 di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD, Jakarta, Rabu (16/8/2017) siang, Presiden Jokowi menegaskan, bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar.
Bukan hanya karena jumlah penduduknya yang lebih dari 250 juta jiwa, bukan hanya karena memiliki 17 ribuan pulau. Bukan hanya karena sumberdaya alam yang melimpah. Tapi, kebesaran Indonesia karena bangsa ini sudah teruji oleh sejarah, bisa tetap kokoh bersatu sampai menginjak usianya ke-72 tahun.
Jokowi juga mengemukakan, bahwa Indonesia adalah bangsa petarung yang berani berjuang dengan kekuatan sendiri meraih kemerdekaan, merebut kemerdekaan berkat perjuangan para pahlawan kita, ulama, para santri, pemimpin agama-agama, dan pejuang dari seluruh pelosok Nusantara.
Semua itu, tegasnya, harus membuat kita semakin bangga pada Indonesia, negeri yang kita cintai bersama. Semua itu, harus membuat kita percaya diri untuk menghadapi masa depan.
Jokowi juga menegaskan, kita harus membuang jauh-jauh mentalitas negatif yang membuat sesama anak bangsa saling mencela, saling mengejek, dan saling memfitnah, karena kita adalah bersaudara, saudara se-bangsa dan se-tanah air. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS