BATU – Setelah mangkrak sejak 2022 karena sudah tak layak beroperasi dan harus diganti baru, Pemkot Batu akhirnya melakukan pengadaan wahana Bianglala di Alun-alun Kota Batu.
Keputusan memasukkan pengadaan bianglala dalam Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Kota Batu tahun 2025, lantaran sampai saat ini tak ada investor yang serius mengelola ikon Alun-alun Kota Batu tersebut.
Sebelumnya, Kepala DLH Kota Batu Muji Dwi Leksono mengatakan rencana pengadaan bianglala yang baru ada dua opsi. Yakni bianglala setinggi 49 meter dengan jumlah 28 anting senilai Rp 9,7 miliar dan setinggi 52 meter dengan jumlah 32 anting seharga Rp 13,5 miliar.
Kini Pemkot Batu tengah menunggu persetujuan dari DPRD Kota Batu.
Terkait bianglala Alun-alun Kota Batu tersebut, Ketua Komisi C DPRD Kota Batu, Khamim Tohari mengatakan saat ini pihaknya tengah dalam tahap pertimbangan.
“Soal usulan itu sudah masuk ke kami. Jadi untuk sekarang masih kami kaji dan pertimbangkan karena dari banggar akan melihat apakah bianglala ini nantinya jika diadakan menguntungkan bagi PAD Kota Batu. Ini perlu kajian dan pertimbangan,” kata Khamim Tohari kepada suryamalang.com, Kamis (18/7/2024).
Selain itu saat ini Pemkot Batu dan DPRD juga sedang mempertimbangkan terkait investor dan juga sumber dana lainnya untuk proyek ini, termasuk membuka kemungkinan kerja sama lewat program corporate social responsibility (CSR).
“Opsi kerja sama lewat program CSR itu jika Pemkot tidak memiliki anggaran, maka akan kami upayakan kearah menggandeng pihak ketiga,” kata anggota Fraksi PDI Perjuangan tersebut.
Dia tak memungkiri jika wahana bianglala di Alun-alun Kota Batu merupakan ikon di sana dan di pusat Kota Batu. Sehingga nantinya jika ada wahana bianglala maka akan semakin menarik wisatawan untuk datang ke Kota Batu.
“Harapan kami jumlah pengunjung ke alun-alun akan semakin banyak dan itu akan berdampak pada para pedagang,” ujar Khamim. (ace/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS