NGAWI – Permasalahan angkut hasil panen petani di Desa Patalan, Kecamatan Kendal, Ngawi akhirnya teratasi. Hal itu berkat realisasi pokir anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Ngawi, H. Sudirman.
Pokir yang direalisasikan berupa pelebaran dan pengerasan jalan pertanian sepanjang kurang-lebih tiga kilometer. Proyek yang sudah berjalan itu pun disambut antusias petani setempat.
Mbah Sutono (71), pemilik lahan sawah yang berada persis di jalan pertanian itu, mengaku senang dengan adanya pelebaran dan pengerasan jalan tersebut. Menurutnya, hal itu cukup membantu tatkala dirinya akan mengangkut hasil panen sawah miliknya.
“Ya jelas sangat terbantu. Dulu jalannya kecil, kalau panen harus dibandang sampai jalan besar. Sekarang pikap sudah bisa masuk,” kata Mbah Sutono saat ditemui pdiperjuangan-jatim.com, di sawah miliknya, Jumat (10/9/21).
Apresiasi juga datang dari pemdes setempat. Kepala Desa Patalan, Sukarlan, mengatakan, warganya sudah sejak lama meminta pelebaran jalur pertanian. Namun, baru saat Pak Dirman menjadi anggota dewan, keinginan masyarakatnya itu baru bisa terealisasi.
“Pak Dirman itu luar biasa. Beliau benar-benar mau peduli dengan masyarakat desa, khususnya petani. Masyarakat di sini sangat antusias, dan berharap setiap tahun diminta realisasi di sini,” jelasnya.
Ditanyai terkait dampak positif atas pelebaran jalur pertanian yang akan diterima warganya, Sukarlan mantap menjawab, hal itu akan meningkatkan potensi keuntungan dari hasil panen.
“Dulu dos itu tidak bisa masuk, sekarang bahkan mobil sudah bisa melintas untuk mengambil hasil pertanian. Harga jual bisa naik, petani bisa lebih sejahtera,” terangnya.
Sementara itu, Pak Dirman yang ditemui beberapa waktu lalu mengatakan, sebelum dilakukan pelebaran, petani di sana harus merogoh kocek lebih saat musim panen tiba. Hasil panen harus diangkut ke jalan desa untuk transaksi penjualan.
“Biaya angkut satu sak gabah, Rp 5 ribu. Setelah ada pelebaran, kita kalkulasi setiap satu hektare, bisa efisiensi biaya angkut petani sampai Rp 1,3 juta dalam satu musim. Kalau ada 60 hektare, bisa sampai Rp 70-an juta hematnya,” jelas Pak Dirman.
“Masyarakat juga senang sekali dengan adanya pelebaran jalan itu, karena dulu dilewati sepada motor saja susah, sekarang pikap sudah bisa melintas,” imbuh Pak Dirman mengakhiri percakapan. (mmf/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS