NGAWI – Kepala Badan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan (BPEK) DPC PDI Perjuangan Ngawi, Feligia Agit Hendiadi, mengenalkan produk anyaman lokal produksi Ready Art melalui lomba video UMKM dalam rangka Bulan Bung Karno (BBK), beberapa waktu yang lalu. Melalui lomba itu, BPEK Ngawi berhasil mendapatkan juara kedua. Sekaligus membuat produk lokal Ngawi itu semakin dikenal.
Dalam sebuah kesempatan, Agit panggilan Kepala BPEK Ngawi, mengajak awak media pdiperjuangan-jatim.com untuk melihat langsung proses produksi anyaman di Desa Gemarang, Kecamatan Kedunggalar, Ngawi, pada Minggu (14/11/21). Agit menceritakan, saat dirinya berada di Bali, dia melihat produk-produk anyaman yang begitu bagus. Setelah dicek, rupanya produk itu berasal dari Ngawi.
“Ternyata produksinya dari Ngawi. Seperti tidak mengira, produk lokal Ngawi sangat diminati di Bali,” ucap pria yang juga duduk sebagai anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Ngawi.
Agit lantas mengenalkan Nur Cholis, pemuda di balik anyaman Ready Art. Ready Art, kata Nur Cholis, adalah produsen kerajinan yang fokus pada handmade decoration berbahan serat alam. Awal mula, lini produksinya ada di Bali, kemudian mengembangkan sayap produksi hingga di Ngawi.
“Kebetulan keluarga memang ada bakat di bidang handmade,” katanya.
Produk anyaman Ready Art berbahan baku serat alam. Nur Cholis merinci, di antaranya dari mendong, pandan, pelepah pisang, dan enceng gondok. Produk yang dihasilkan Ready Art rupanya juga bermacam-macam. Seperti tatakan meja, aneka keranjang, tikar, hingga meja dan kursi.
“Banyak macam produk, dan juga bisa di custom sesuai pesanan,” ujar Nur Cholis.
Untuk pemasaran, produk Ready Art masih fokus di seputaran Bali. Selain untuk pangsa lokal, juga menyasar bagi turis-turis yang tengah berwisata di Pulau Dewata itu.
Selain menguntungkan dari sisi ekonomi, Ready Art produksi Ngawi ternyata juga mampu memberdayakan warga sekitarnya. Nur Cholis mengaku, tetangga sekitarnya yang kebanyakan adalah petani, saat jeda masa tanam atau panen, sering ikut bekerja sebagai penganyam.
“Kita juga melibatkan tetangga sekitar, utamanya ibu-ibu rumah tangga. Ada 30an lebih yang ikut terlibat dalam produksi Ready Art,” tutupnya. (mmf/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS