MALANG – Ratusan sahabat berbagai kalangan lintas umat beragama memberikan kesaksian tentang kiprah ketokohan Romo Antonius Benny Susetyo atau akrab disapa Romo Benny yang meninggal dunia pada 5 Oktober 2024 lalu.
Beragam cerita baik, khususnya dalam jejak ketokohan Romo Benny sebagai pemersatu umat lintas beragama dikupas habis dalam In Memoriam 100 Hari Berpulangnya Romo Benny yang digelar di Balewiyata Majelis Agung GKJW (Gereja Kristen Jawi Wetan) Kota Malang pada Senin (13/1/2025).
Adik kandung mendiang Romo Benny, Andreas Eddy Susetyo menjelaskan jika peringatan 100 hari Romo Benny dilakukan agar cita-cita besar mendiang, khususnya dalam kerukunan umat beragama diwarisi oleh generasi penerus bangsa.
Gereja GKJW Kota Malang, kata dia, menjadi saksi bisu kegigihan perjalanan Romo Benny dalam merajut persaudaraan sejati. Di sana, ada salah satu ruangan yang kini bernama Ruang Wismoady W yang sangat bersejarah.
Di ruang itulah, kata Andreas, menjadi saksi berdirinya Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKAUB) untuk pertama kalinya yang digagas oleh Romo Benny bersama pemuka lintas agama lainnya. Termasuk tokoh-tokoh besar seperti Alm. Gus Dur, Pendeta Wismoady hingga KH Hasyim Muzadi.
“Tempat ini menjadi memori bersejarah bagi simbol kerukunan kita, persaudaraan sejati yang juga digagas Romo Benny. Lewat memoriam ini, semoga apa yang digagas dan dicita-citakan oleh Romo Benny bisa diwarisi oleh kita semua,” harapnya.
Suasana haru tak tak pelak mewarnai kegiatan tersebut. Terlebih dalam sesi sarasehan yang menghadirkan kesaksian banyak pihak dan juga sahabat semasa Romo Benny masih hidup. Romo Benny adalah tokoh pemersatu umat lintas agama paling gigih di Indonesia.
Sarasehan mengenang Romo Benny Susanto itu bertajuk Merajut Persaudaraan Sejati, Menjaga Pancasila, Merawat Keberagaman: Romo Benny dari Titik Nol sampai Titik Akhir.
Sarasehan dibagi menjadi 3 sesi yang dibagi ke dalam nama daerah, 3 tempat pijakan penting kiprah ketokohan Romo Benny semasa hidup dalam merajut kebersamaan dan kerukunan antar umat beragama. Pertama di Situbondo, Malang dan Jakarta.
Ketiga tempat ini menjadi pijakan demi pijakan Romo Benny dalam melangkah. Di Situbondo merupakan tempat pertama Romo Benny mendedikasikan hidupnya mendapatkan tugas sebagai Imam Katolik pertama.
Kemudian, Malang yang menjadi tempat kelahiran menjadi tempat Romo Benny bersama para sahabat mendirikan Forum Komunikasi Antar Umat Beragama (FKAUB). Terakhir, Jakarta sebagai titik saat Romo Benny menjabat sebagai Staf Khusus di Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
Selama perjalanan hidupnya itu pula, Romo Benny selalu konsisten dalam menjaga keberagaman, menjalani persaudaraan sejati, dan menjaga Pancasila. Termasuk hingga di akhir hayatnya yang berpulang saat menjalankan tugasnya.
Dalam mengulas kiprah Stafsus BPIP tersebut mengundang banyak panelis dari tokoh dan sahabat dari berbagai kalangan mulai tokoh agama, tokoh politik, cendekiawan dan lain-lain. Seperti KH Noor Shodiq Askandar, Imam Muslich, Pdt Chrysta Andrea, Pandita Dhammamitto Suyanto, RD JC Eko Atmono, Mohammad Djayusman dan Sutomo Adiwijiyo.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Pj Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan, Wabup Malang Didik Gatot Subroto, Ketua DPC PDIP Kota Malang I Made Riandiana Kartika hingga Ketua DPRD Kota Malang Amithya Ratnanggani turut memberikan kesaksian.
Koordinator acara, Ari Nurcahyo menambahkan jika kegiatan ini juga dilakukan sebagai bentuk komitmen generasi penerus untuk meneruskan gagasan dan cita-cita besar Romo Benny dalam merawat kerukunan antar umat beragama.
“Ajaran Romo Benny dalam menjaga kerukunan antar umat beragama ini diharapkan tidak hanya sekedar dikenang, tapi juga harus kita teruskan. Semoga kita bisa melahirkan Romo Benny baru atau para kiai dan pendeta dan pandita baru yang punya semangat untuk menjaga kerukunan ini,” harapnya.
Ke depan, ia menyampaikan, jika nantinya juga akan ada sebuah karya buku untuk merangkum semua perjalanan Romo Benny bersama para sahabat, para tokoh di Malang, Jawa Timur, dan juga tokoh nasional.
“Nanti saat peringatan 1000 harinya Romo Benny, kami dari para sahabat dan murid akan mempersembahkan sebuah karya buku berisikan perjalanan dan kisah inspiratif Romo Benny,” pungkasnya. (ull/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS