
SURABAYA – Beredarnya naskah ujian siswa madrasah aliyah berisi muatan khilafah di beberapa daerah di Jawa Timur mendapat sorotan anggota Komisi X DPR RI Puti Guntur Soekarno.
Puti minta pihak Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur (Kanwil Kemenag Jatim), selektif dalam membahas kisi-kisi naskah ujian sebelum dibagikan kepada siswa.
“Hal ini menjadi sensitifitas khusus bagi lembaga pendidikan dan tenaga pendidik agar lebih peka dan tidak mudah memberi ruang pada khilafah,” kata Puti, usai Sosialisasi 4 Pilar MPR RI di sebuah hotel kawasan Tambak Bayan, Minggu (8/12/2019).
Cucu Proklamator Republik Indonesia, Ir Soekarno ini menyatakan madrasah termasuk lembaga pendidikan di bawah Kementerian Agama.
Meski Kemenag berada di bawah mitra komisi VIII, namun menurut Puti, hal tersebut menjadi perhatian khusus.
“Perlu ada rapat bersama menyikapi potensi hal itu. Apalagi alokasi 20 persen APBN untuk pendidikan juga terserap di Kemenag,” ujarnya.
Terkait kurikulum, menurut legislator PDI Perjuangan dari Dapil I Jatim (Surabaya-Sidoarjo) ini, memang sensitif dan wajib dicermati. Terutama, pemerintah sedang memprioritaskan pembangunan manusia tentu sektor pendidikan menjadi tumpuan.
“Jangan sampai ide, konsepsi dan ajaran lain berkembang sementara ide, konsepsi dan ajaran seperti Pancasila malah nggak diajarkan di sekolah,” kata dia.
Diketahui, munculnya naskah ujian bermuatan khilafah ditemukan pada soal ujian pelajaran Fiqih untuk siswa kelas XII Madrasah Aliyah di Wilayah Kabupaten dan Kota Kediri, serta Kabupaten Nganjuk (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS