JAKARTA – Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani menilai Indonesia mempunyai tantangan yang berat pasca-bergabung dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Kawasan ASEAN menjadi satu kawasan milik bersama, di mana arus perdagangan dan tenaga kerja terbuka bagi sesama anggota ASEAN.
“Tantangan terberat adalah daya saing kususnya kualitas SDM Indonesia,” kata Puan saat menjadi keynote speaker dalam seminar nasional pendidikan yang digelar PDI-P di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/4/2015).
Puan mengatakan, data saat ini menunjukkan bahwa 65 persen angkatan kerja hanya berpendidikan setara SMP, 25 persen setara SMA dan sisanya 10 persen berpendidikan tinggi.
Di sisi lain, pemerintah berkomitmen membangun pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang baru, dengan pembangunan infrastruktur pelabuhan, bandara, jalan tol, jalur kereta api, bendungan, pembangkit listrik yang sedang dilakukan secara masif.
Semua itu memerlukan ketersediaan tenaga kerja terampil.
“Oleh karena itu, ke depan kita perlu memberikan perhatian dan penguatan yang lebih kepada pendidikan kejuruan, vokasi dan politeknik,” ucapnya.
Politisi PDI-P ini meyakini program Kartu Indonesia Pintar yang digagas pemerintah bisa mengatasi keterbatasan dalam bidang SDM.
Dengan KIP, kata dia, maka seluruh masyarakat bisa mengenyam pendidikan gratis hingga 12 tahun. Pada tahun ini, KIP akan diberikan kepada 19,3 juta anak usia sekolah.
Setiap tahunnya, tambah Puan, ada tidak kurang 1,3 juta lulusan SMK dan 70.000 lulusan politeknik.
Mereka inilah yang harus diberikan afirmasi, melalui retooling bekerja sama dengan industri dan Balai Latihan Kerja ataupun Science and Techno Park agar memiliki keterampilan yang cukup.
“Melalui cara gotong royong ini maka investment on human capital akan memberikan hasil yang nyata,” ujar putri Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri itu. (kompas)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS