JAKARTA – Ketua DPR RI Puan Maharani menyambut positif langkah pemerintah membentuk Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren di bawah Kementerian Agama. Ia menyebut persetujuan Presiden Prabowo Subianto sebagai bentuk nyata kehadiran negara dalam memperkuat pesantren di era modern.
“Persetujuan presiden atas pembentukan Ditjen Pesantren merupakan kado istimewa bagi seluruh santri di Hari Santri Nasional tahun ini,” ujar Puan dalam keterangan tertulis, Minggu (26/10/2025).
Hari Santri Nasional diperingati setiap 22 Oktober. Pada tahun ini, HSN jatuh pada Rabu (22/10/2025) dan mengusung tema “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia.”
Ditjen Pesantren Dinilai Strategis untuk Penguatan Lembaga
Puan menilai kehadiran Ditjen Pesantren akan membuka peluang besar bagi penguatan peran pesantren secara kelembagaan dan strategis. Menurutnya, pesantren tidak hanya berperan dalam pendidikan agama, tetapi juga dalam pengembangan ekonomi umat, literasi digital, dan peningkatan kualitas santri.
“Saya berharap keberadaan Ditjen Pesantren akan memperkuat tata kelola pendidikan pesantren, meningkatkan kapasitas santri, serta memastikan pesantren menjadi pilar pemberdayaan masyarakat yang mandiri dan berdaya saing,” tegasnya.
Santri sebagai Penjaga Moral dan Penggerak Peradaban
Dalam momentum Hari Santri Nasional 2025, Puan mengucapkan selamat kepada seluruh santri, kiai, nyai, dan keluarga besar pesantren di Indonesia. Ia menegaskan bahwa santri memiliki peran penting sebagai penjaga moral bangsa dan penggerak kemajuan peradaban.
“Santri bukan hanya penjaga tradisi keilmuan Islam, tetapi juga aktor penting dalam sejarah masa depan bangsa,” kata cucu Proklamator RI Bung Karno itu.
Puan juga menyoroti pentingnya santri menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan bahasa dunia agar mampu menjadi jembatan antara nilai dan kemajuan.
Pesantren sebagai Pusat Pendidikan dan Karakter Bangsa
Lebih lanjut, Puan menegaskan bahwa pesantren sejak dahulu telah menjadi pusat pendidikan, dakwah, dan pembentukan karakter bangsa. Dari lingkungan pesantren, lahir para pejuang kemerdekaan, ulama, dan pemimpin yang memadukan nilai keimanan, ilmu pengetahuan, dan cinta tanah air.
“Hari Santri bukan hanya tentang mengenang masa lalu, tetapi juga menulis masa depan. Mari kita kawal Indonesia merdeka menuju peradaban dunia yang damai, adil, dan berkeadaban,” tutup Puan. (red)










