TRENGGALEK – Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin terpilih sebagai wakil Indonesia yang menerima penghargaan Care Economy Recognition Award 2024 di Vientiane, Laos, Jumat (23/8/2024).
Penerimaan penghargaan tersebut diwakili oleh Staf Ahli Menteri Hukum dan HAM Kementerian PPPA, Indra Gunawan disaksikan Menteri Pemberdayaan Perempuan se-ASEAN dalam KTT Pemimpin Perempuan ASEAN ke-3 mengambil tema Penguatan Ekonomi Peduli dan Ketahanan Menuju Ketahanan ASEAN Pasca 2025.
Program Kabupaten Trenggalek yang mewakili Indonesia hingga mendapatkan penghargaan tersebut adalah Keluarga Sehat Yang Beruntung (The Healthy Families, The Lucky Ones).
Program ‘yang sehat yang dibayar’ tersebut ditujukan untuk mendidik masyarakat agar berperan aktif meningkatkan kesadaran hidup sehat. Dengan peran serta tersebut, masyarakat tidak hanya menjadi obyek tetapi juga menjadi subyek pembangunan.
Mereka yang berperilaku sehat dengan menjaga kesehatan serta kontrol rutin jika sakit kronis, akan mendapat apresiasi dari Pemkab Trenggalek.
Sasaran dari program ini adalah keluarga tidak mampu yang terdaftar pada DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) di GERTAK (Gerakan Tengok Bawah Masalah Kemiskinan),
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin (Mas Ipin) menuturkan program KSYB merupakan kebalikan dari sistem jaminan kesehatan yang selama ini ada.
Jika BPJS orang sakit ‘dibayari’ oleh pemerintah, program Keluarga Sehat yang Beruntung (KSYB) memberikan insentif kepada keluarga yang mau menerapkan 12 indikator Keluarga Sehat dalam kehidupan sehari-hari.
Dilansir dari Tribunmataraman.com, Mas Ipin menyebutkan saat ini terdapat 53.556 penerima manfaat KSYB di Kabupaten Trenggalek.
“Pembangunan infrastruktur tentu menjadi prioritas hampir setiap pemerintahan, karena fasilitas publik akan selalu dibutuhkan dalam hal mobilitas, perekonomian, sosial, dan sebagainya. Tetapi, disaat yang bersamaan kita ingin fiskal dan kebijakan kita peduli kepada mereka yang berhak,” kata Mas Ipin, Sabtu (24/8/2024).
KSYB telah mampu meningkatkan IKS (indeks keluarga sehat) yang sebelumnya 0,10 pada tahun 2019 menjadi 0,35 pada semester 1 2024 sedangkan dikatakan sehat jika IKS ebih besar dari 0,8.
Dari program KSYB tersebut, tingkat pengobatan penderita TB paru meningkat dari 23 persen pada tahun 2019 menjadi 88,72 persen pada semester 1 tahun 2024.
Lalu penderita hipertensi yang melakukan pengobatan rutin juga meningkat dari 9 persen pada tahun 2019 menjadi 46,60 persen pada semester 1 tahun 2024.
“Selain itu penderita gangguan jiwa yang mendapatkan pengobatan juga meningkat dari 46 persen pada tahun 2019 menjadi 92,19 persen pada semester 1 tahun 2024 serta meningkatkan ibu persalinan di faskes dari 86 persen menjadi 100 persen,” pungkasnya. (put/pr)











