TOKYO – Pidato Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri akan menjadi bahan penelitian mahasiswa-mahasiswi Universitas Soka, Tokyo, Jepang.
Pidato itu disampaikan Megawati dalam orasi ilmiah penganugerahan gelar doktor kehormatan honoris causa (DR HC) bidang kemanusiaan di Universitas Soka, Rabu (8/1/2020).
Rektor Universitas Soka Yoshihisa Baba mengatakan sepak terjang Megawati di bidang kemanusiaan sangatlah panjang. Megawati dinilai sudah kenyang dengan asam garam.
Nilai-nilai perjuangan Presiden ke-5 RI tersebut, menurut Yoshihisa, harus diberikan penghormatan sebesar-besarnya, yakni dengan memberikan gelar Doktor Honoris Causa.
Baca: Universitas Soka Merasa Terhormat Bisa Anugerahkan DR HC kepada Megawati
“Kami sudah dengar bahwa Ibu Megawati sudah aktif untuk kegiatan-kegiaran kemanusiaan selama bertahun-tahun,” ujar Yoshihisa kepada media usai acara penganugerahan gelar DR HC kepada Megawati.
“Kami Universitas Soka ingin belajar dari pidato Ibu Megawati, dan pidato Ibu Megawati pasti bisa dijadikan penelitian Universitas Soka,” katanya.
Sementara Megawati menyampaikan terima kasih kepada Universitas Soka, yang telah memberikan penghargaan dengan gelar DR HC.
Dia sendiri tidak menyangka akan mendapatkan DR HC dari Universitas Soka. Putri Presiden Pertama RI Soekarno itu, sempat menanyakan alasan dirinya dianugerahkan gelar DR HC.
“Kalau dari Universitas Soka adalah masalah kemanusiaan. Dan menurut beliau, saya banyak membantu hal-hal tersebut. Karena mungkin juga mendengar apa yang saya lakukan di Indonesia,” ucap Megawati.
Satu di antaranya, menurut Ketua Umum PDI Perjuangan itu, yakni membentuk Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG.
“Seperti antara lain membentuk badan yang sangat berguna, yang puluhan tahun tidak ada yaitu BMKG. Yang baru ketika saya jadi presiden terbentuk. Hal itu karena banyak sekali membantu masalah-masalah kemanusiaan,” jelas Megawati.
Sementara itu, dalam orasi ilmiah penganugerahan gelar DR HC bidang kemanusiaan, Megawati menyatakan Pancasila adalah falsafah kemanusiaan. Nilai-nilai di dalamnya bisa dilaksanakan secara universal, dalam artian bisa digunakan secara internasional menghadirkan nilai kemanusiaan dalam wujud perdamaian dunia.
Menurut Megawati, kemanusian adalah nilai yang tidak pernah usang. Meski terkadang dipinggirkan dan dilupakan dalam kehidupan, namun kemanusiaan akan selalu ada.
“Kemanusiaan sejatinya selalu melekat pada diri setiap manusia. Manusia yang benar-benar manusia adalah manusia yang berperikemanusiaan,” kata Megawati.
Dia menyebut, kemanusiaan itulah yang menjadi syarat mutlak perdamaian dunia. Dan gagasan ini sejalan dengan pidato Soekarno di Sidang Umum PBB 30 September 1960 yang berjudul ‘To Build The World Anew’. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS