Minggu
26 Oktober 2025 | 5 : 36

Perkuat Budi Pekerti Siswa, Bunda Renny Perjuangkan Masuk Kurikulum Sekolah di Jatim

PDIP-Jatim-Reny-15072024

SURABAYA – Memasuki tahun ajaran baru 2024/2025, Ketua Komisi E DPRD Jatim, Wara Sundari Renny Pramana, menegaskan bahwa pihaknya tengah mendorong agar mata pelajaran budi pekerti dapat dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah di Provinsi Jatim.

Hal tersebut bukan tanpa alasan. Menurutnya, saat ini aspek budi pekerti hampir tidak dimiliki oleh siswa dan banyak siswa yang cenderung tidak santun dalam bersikap sehingga perlu adanya pendidikan budi pekerti di sekolah.

“Anak-anak ini sekarang lebih mengutamakan gadget dibandingkan itu (budi pekerti). Saya sedang memperjuangkan agar pelajaran budi pekerti bisa diberikan di SD, SMP dan SMA dalam kurikulum sekolah,” ujarnya.

Untuk itu, perempuan yang juga Bendahara DPD PDI Perjuangan itu mengungkapkan bahwa pihaknya telah menjalin komunikasi dengan dinas terkait dan kepala cabang dinas di tingkat kabupaten/kota agar kurikulum nantinya dapat berlaku dengan memuat pelajaran budi pekerti.

“Sama-sama kami dorong budi pekerti ada di kurikulum yang akan berjalan melalui Perda. Komisi E juga sudah roadshow ke dinas bersamaan sosialiasasi penerimaan peserta didik baru (PPDB) dari Ngawi sampai Probolinggo untuk mengkomunikasikan hal tersebut. Mereka merespon dengan baik dan siap membersamai,” jelasnya.

Sementara itu, terkait dengan pelaksanaan hari pertama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang telah dimulai pada hari ini, Bendahara DPD PDI Perjuangan Jatim tersebut berpesan agar MPLS dilangsungkan dengan kegiatan yang positif dan mengedepankan anti-bullying di sekolah.

“Guru harus lebih aktif mengawasi kegiatan siswanya. Orang tua juga tidak boleh melepaskan anaknya begitu saja. Siswa harus dibekali, kalau ada sesuatu sekecil apapun bisa melapor termasuk bullying,” tuturnya.

Legislator dari Dapil Jatim VIII (Kediri, Kota Kediri) tersebut meminta agar pihak sekolah dan orang tua dapat lebih aktif untuk saling berkomunikasi dan bekerja sama agar persoalan bullying tidak terjadi secara terus-menerus.

“Siswa menghabiskan waktu di sekolah beberapa jam, guru dan orang tua harus perlu saling berkomunikasi untuk mengawasi siswa dan anak di sekolah sehingga persoalan bullying tidak akan terjadi jika komunikasi terus berjalan,” tandasnya. (yol/set)

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

EKSEKUTIF

Bupati Kediri Berharap Beroperasinya Kembali Bandara Dhoho Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

Setelah beberapa bulan tidak ada penerbangan, Bandara Dhoho Kediri akan kembali beroperasi mulai 10 November 2025
LEGISLATIF

Guntur Wahono Sosialisasikan Penguatan Ideologi Pancasila bagi Generasi Muda di Srengat Blitar

Guntur Wahono menegaskan pentingnya menanamkan dan memperkuat nilai-nilai Pancasila di tengah arus perkembangan ...
LEGISLATIF

Fraksi PDIP DPRD Kabupaten Malang Desak Pemkab Hentikan Sementara SPPG Tanpa Izin SLHS

Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Malang menyatakan sikap tegas terhadap polemik pelaksanaan program makan ...
LEGISLATIF

Puan Maharani Sambut Pembentukan Ditjen Pesantren: Kado Istimewa di Hari Santri Nasional 2025

Puan menilai kehadiran Ditjen Pesantren akan membuka peluang lebih besar bagi penguatan peran pesantren secara ...
LEGISLATIF

Wujudkan Indonesia Emas 2045, Syaifuddin Zuhri Dukung Pemberdayaan Gen Z di Surabaya.

Pemkot Surabaya bersama DPRD menyiapkan anggaran sebesar Rp 47 miliar untuk mendukung kreativitas dan mimpi anak ...
LEGISLATIF

Noto Utomo Sosialisasi Perda, Perusahaan Wajib Serap 60 Persen Naker Gresik

GRESIK – Penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Gresik masih menuai protes. Hal itu terungkap dalam kegiatan ...