BATU – Pemerintah Kota Batu terus mendorong pelaku usaha untuk dapat bertahan hidup di tengah pandemi Covid-19. Salah satunya mendorong petani bunga dan tanaman hias di Kota Batu memanfaatkan perkembangan teknologi untuk menembus pasar yang lebih luas.
Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso mengatakan, berdasarkan pantauannya, aktivitas jual-beli bunga dan tanaman hias dapat berjalan dengan lancar dengan didukung sistem transaksi online.
Menurutnya pola ini menjadi solusi di tengah keterbatasan aktivitas ekonomi selama masa PPKM berlaku.
”Sebelum PPKM, banyak wisatawan dan pengunjung datang membeli bunga dan tanaman hias. Hanya saja, setelahnya pembelian berkurang karena mobilitas masyarakat terbatas,” ungkap Punjul, Kamis (12/8/2021).
Dia menyebut, saat ini semua bidang tengah terdampak karena pandemi Covid-19. Menurutnya, dibutuhkan adaptasi oleh semua pihak untuk bisa segera melewati berbagai problematika yang timbul dewasa ini.
Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Batu tersebut juga menerangkan, sejauh ini Pemkot Batu telah melakukan kerja sama dengan sejumlah marketplace untuk membantu pemasaran pelaku UMKM.
”Di Jalan Patimura, Kelurahan Sisir, ada kokodema (jenis tanaman hias) yang sudah menembus pasar ekspor. Di Desa Dadaprejo, ada petani anggrek yang berhasil. Anggreknya ada yang disewakan sampai ke Pemkot Batu. Nanti, saat bunga mulai layu, bisa ditukar dengan yang lain. Kuncinya ada pada kreativitas,” jelasnya.
Disisi lain, dia mengakui permintaan bunga dan tanaman hias tidak sebesar kebutuhan pokok seperti beras. Sehingga permintaannya juga tidak terlalu besar.
Sedang Direktur BUMDes Mal Bunga Desa Sidomulyo, Dwi Lili Indayani, menjelaskan, pemasaran konvensional turun drastis selama pandemi. Atas kondisi tersebut, dirinya saat ini mengandalkan metode daring untuk pola pemasarannya.
”Yang 2021, penjualan banyak di pameran di Surabaya, sebelum PPKM. Sisanya, melalui whatsapp, instagram, dan marketplace,” ungkap Lili.
Mall Bunga Sidomulyo sendiri, diresmikan langsung oleh Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko pada pertengahan Juni lalu. Terdapat sekitar 200 petak yang disewa oleh petani dengan beragam variasi tanaman mulai bunga, sayur, tanaman hias, dan herbal.
Ciri khas mal bunga ini adalah petani dan konsumen bisa berinteraksi langsung dengan menggunakan metode pembayaran yang difasilitasi Quick Respone Code Indonesian Standard (QRIS). ”Konsepnya one stop shopping plant. Jadi, sekali datang, pembeli bisa mendapatkan berbagai bunga dan lainnya,” tandasnya. (ace/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS