KEDIRI – Sejumlah pemuda dari lintas agama menggelar doa bersama di Situs Ndalem Pojok Persada Soekarno di Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Kamis (5/8/2021).
Doa bersama ini digelar karena keprihatinan bersama dampak yang diakibatkan virus Corona yang menghantam hampir di semua sektor. Baik sosial, ekonomi, politik, ketahanan nasional, pendidikan bahkan sampai kepada mental masyarakat.
Doa bersama ini digelar dengan konsep yang unik. Doa-doa yang akan dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai agama dan keyakinan masing-masing ini, bukan hanya seperti doa pada umumnya.
Panitia telah merancang selain doa-doa berupa ucapan lesan ada juga, mantra, pusaka, sesaji, aji-aji, ramuan, tembang. Bahkan ada doa dalam bentuk lagu, syair, puisi, tari-tarian, rajah, benda-benda dan lain-lain.
“Kita ingin membantu pemerintah untuk bersama-sama menyelamatkan masyarakat kecil dari dampak Corona. Kita prihatin orang kecil sulit mencari nafkah. Kalau pemerintah terus-menerus mensuplai apa ya mampu? kasihan pemerintah,” kata Ari Hakim, ketua panitia.
Ari menjelaskan, doa ini dilakukan dengan melibatkan sejumlah pemuda lintas agama, karena Indonesia ini adalah bangsa yang percaya adanya Tuhan Yang Maha Esa. Kedua, negara Indonesia adalah negara yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
“Tuhan Yang Maha Kuasa itu Maha Berkat Maha Rahmat. Atas dasar kunci dan rahasia di dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 inilah kami merasa kita perlu ‘melibatkan’ dalam urusan Corona ini. Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai agama dan keyakinan masing-masing bersama-sama memohon agar masyarakat terbebas dari dampak Corona,” jelasnya.
Panitia memandang bangsa Indonesia harus berdamai dengan alam, berdamai dengan semua mahluk Tuhan.
“Termasuk kalau perlu ya ‘berdamai’ dengan Corona, demikian pesan para pemuka agama kepada kami. Jadi biarlah ada Corona asal tidak berdampak kan tidak ada masalah. Seperti virus influenza awal munculnya kan mengerikan lama kelamaan berdamai dengan badan jika flu tidak lagi menakutkan,” tambah Kushartono, pimpinan Situs Ndalem Pojok.
“Doa ini hakikatnya adalah permohonan hamba yang lemah kepada Allah Tuhan Yang Maha Kuasa. Nah, permohonan yang berada di dalam jiwa ini kan bisa dilambangkan dengan macam-macam cara dan juga bisa menggunakan macam-macam sarana. Inilah kearifan bangsa Indonesia. Jadi kita juga ingin mengangkat kembali budaya luhur bangsa,” terangnya.
“Kita bangga bangsa kita Indonesia mempunyai tinggalan leluhur bermacam-macam cara banyak cara menghadapi pagebluk Corona. Baik secara dhohir maupun batin, tetap menjaga warisan leluhur dan taat protokol kesehatan yang diancurkan pemerintah,” ucap Kus.
“Kita harus mengikuti kemajuan zaman tapi juga harus tetap berpegang teguh pada budaya luhur bangsa,” pungkasnya. (putera/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS