JAKARTA – Peringatan Hari Perempuan Internasional 8 Maret 2017 menjadi momentum bagi PDI Perjuangan untuk menegaskan kembali komitmen menjalankan peranan perempuan dalam pembangunan nasional di berbagai bidang, khususnya dalam berdemokrasi.
Ketua Bidang Kesehatan, Perempuan, dan Anak DPP PDI Perjuangan Sri Rahayu mengatakan, PDIP konsisten mengambil langkah strategis dalam mendorong terlaksananya kesetaraan gender. Hal itu juga sudah dibuktikan dengan meningkatkan partisipasi politik perempuan dalam pilkada.
“Sebagai partai yang lahir dari rahim perjuangan rakyat, PDIP ada di garda terdepan mengawal partisipasi aktif perempuan. Termasuk dalam Pilkada Serentak 2017,” kata Sri Rahayu, kemarin.
Di Pilkada 2017 yang berlangsung di 101 daerah, terdapat 45 perempuan calon kepala/wakil kepala daerah dan dari jumlah itu ada 13 perempuan terpilih sebagai kepala daerah. Tujuh perempuan terpilih diusung PDIP, yang meliputi 2 wali kota, 3 bupati, dan 1 wakil wali kota, serta 1 bupati perempuan (dari partai lain) yang diusung PDIP.
“Kami bersyukur telah mampu mengantarkan para kader perempuan ke tampuk kekuasaan daerah untuk berjuang di pemerintahan. Keyakinan PDIP bahwa pilkada adalah wahana dan bukti pembelajaran bersama rakyat dan pemimpin, di mana proses merebut kekuasaan melalui cara konstitusional, sesuai prosedur, jujur, adil, dan membanggakan,” katanya.
Sri menambahkan, kader perempuan PDIP menunjukkan ketangguhan berjuang di daerah yang medannya sulit, yakni di Kota Singkawan dan Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Para kader perempuan di daerah itu mampu mengalahkan calon lain yang sangat kuat.
Pilkada Serentak 2017 juga telah membuktikan kemampuan perempuan PDIP mengambil peran dalam proses demokrasi, di mana semua rakyat dan elemen masyarakat dari berbagai latar belakang suku, agama, maupun partai politik berupaya untuk terlibat bersama dalam menentukan pemimpin bersama masyarakat.
“Pemimpin yang terpilih diyakini PDIP akan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dengan penegakan konstitusi serta mengedepankan kebijakan demi kesejahteraan rakyat,” tutur politisi asal Jawa Timur ini.
Dia mengingatkan, momentum Hari Perempuan Internasional menjadi refleksi bersama semua pihak dalam menjalankan kesetaraan dan demokrasi. PDIP secara konsisten mendorong dan mengawal kebijakan-kebijakan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat, termasuk kebijakan perlindungan perempuan serta penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“PBB telah menekankan kesetaraan laki-laki dan perempuan dalam partisipasi politik dan menduduki jabatan publik di pemerintahan untuk tujuan 2030,” urainya.
Tujuan jangka panjang tersebut menjadi momentum implementasi target Sustainable Development Goals (SDG) dan menjadikan Hari Perempuan Internasional sebagai waktu untuk refleksi atas kemajuan yang telah dicapai terkait tujuan tersebut.
Caranya dengan terus menggalang kerja sama di antara berbagai pihak untuk perubahan dan langkah-langkah yang diperlukan.
Target kunci bagi SDG, sebutnya, antara lain penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak. “Telah menjadi ikhtiar Ibu Megawati dengan mendorong partisipasi politik perempuan dan selalu mendukung upaya kerja sama untuk penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan anak, termasuk kerja sama antarnegara mengenai hal tersebut,” ujar dia.
Menurut Sri, hal itu juga telah dinyatakan Megawati saat bertemu dengan istri PM Malaysia Datin Paduka Seri Rosmah Mansor. Megawati menegaskan, kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak tidak hanya menjadi persoalan masing-masing negara, namun harus dibahas di tingkat regional (ASEAN).
Sri mengajak semua pihak untuk memanfaatkan peringatan Hari Perempuan Internasional sebagai momentum refleksi bersama para pengambil kebijakan dunia. Dia pun mengutip pernyataan Bung Karno, “Wahai kaum perempuan, marilah bersatu. Marilah rukun. Marilah menuntut persamaan hak dengan kaum laki-laki itu”. (goek/*)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS