SURABAYA – Tawur Kesanga Hari Raya Nyepi Saka Warsa 1938 di areal Tugu Pahlawan, Selasa (8/3/2016), mampu menjadi daya tarik bukan saja oleh umat Hindu, melainkan juga warga Kota Surabaya lainnya.
Fenomena ini membuat Pemkot Surabaya ingin menjadikan setiap perayaan keagamaan yang digelar di Kota Pahlawan sebagai salah satu destinasi wisata budaya.
Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana mengatakan, Pawai Ogoh-ogoh terkait perayaan Nyepi, menjadi agenda wisata yang bisa dinikmati wisatawan dalam dan luar negeri.
“Setiap kegiatan keagamaan oleh pemerintah kota akan dijadikan destinasi wisata Surabaya. Setiap tahun harus semakin meriah supaya menjadi warna tersendiri,” kata Whisnu Sakti Buana, di sela-sela Tawur Kesanga di Tugu Pahlawan.
Wawali yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya ini mengapresiasi kerukunan antarumat beragama di Kota Pahlawan yang terbangun selama ini. Bahkan, kerukunan di Surabaya ini menjadi contoh untuk Indonesia, bahkan dunia.
Terlebih, keberadaan perwakilan ulama lintas agama asal Surabaya yang diterima berkunjung di Vatikan. ”Surabaya menjadi contoh adanya perbedaan, keberagaman (keyakinan). Perbedaan yang ada menjadi modal utama pembangunan Surabaya,” jelas Whisnu.
Terlepas sebagai destinasi wisata, lanjutnya, upacara Tawur Kesanga yang disusul Nyepi merupakan sarana introspeksi dan pengendalian diri. Introspeksi perbuatan tahun lalu supaya tahun ini bisa menjadi lebih baik.
”Ini yang disebut darma. Yang menyimpang jangan dilakukan,” tuturnya.
Perayaan Tawur Kesanga Hari Raya Nyepi Saka Warsa 1938 di Tugu Pahlawan diikuti umat Hindu dari Banjar (perkumpulan) di wilayah Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan (Gerbangkertasusila). (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS