MOJOKERTO – Plh Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Mojokerto SW Nugroho mengecek progres pembangunan Agro Edukasi Mari Sejahterakan Petani (MSP) di Desa Karangdiyeng, Kecamatan Kutorejo, Selasa (5/10/2021).
Didampingi 2 Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Mojokerto, Hasyim As’ari dan Elia Joko Sambodo, serta anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD setempat, Ahmad Anwar, berkeliling melihat lokasi pembangunan pusat pertanian, peternakan, dan perikanan terpadu tersebut.
Baca juga: Mindo Mulai Bangun Agro Edukasi MSP di Kabupaten Mojokerto
Pada kunjungannya kali ini, selain mengecek progres pembangunan, anggota Komisi B DPRD Jatim ini mengecek secara spesifik pembangunan Agro Edukasi MSP tersebut. Mulai dari penataan area parkir, kamar mandi, gedung serbaguna dan kolam lele yang sudah progres mendekati 50 % persen pembangunan.
“Kita datang untuk memastikan pembangunan ini sesuai dengan apa yang kita rencanakan dan sesuai dengan grand design yang direncanakan Pak Mindo Sianipar. Biar nanti saat Pak Mindo hadir lagi, progresnya terlihat jelas,” terang Nugroho.
Wasekin DPD PDI Perjuangan Jatim ini menjelaskan, di pusat pendidikan terpadu ini akan ada berbagai macam model pertanian, peternakan, dan perikanan, bahkan budidaya maggot juga akan ada di sebagian lahan sekitar 20 hektar ini.
“Di sini nanti ada peternakan sapi, kambing, ayam, itik dan sebagainya. Alhamdulillah kolam lele progres pembangunannya sudah mencapai 50 persen dari 16 kolam yang direncanakan. Pak Anwar juga sampaikan, sapi akan datang dalam dua hari ini,” bebernya.
Yang membuat pusat pendidikan ini berbeda adalah pakan ternak dan ikan diproduksi sendiri dari sampah organik TPA. Sementara limbah ternak dan lainnya bisa diolah kembali menjadi pupuk organik.
Upaya ini, jelas Nugroho untuk menekan biaya produksi juga memanfaatkan limbah menjadi keuntungan.
“Keunggulannya, meskipun di sini percontohan, tapi makanan ikan, makan sapi dan ternak lainnya diproduksi sendiri. Jadi selama ini orang berternak dan budidaya ikan bangkrut karena harga pakan. Nah, semua bahan pakan nanti kita manfaatkan yang ada di TPA (tempat pembuangan akhir) Karangdiyeng. Kebetulan Pak Mindo menguasai betul proses pembuatannya,” papar Nugroho.
Pusat pendidikan, peternakan dan perikanan terpadu ini akan diisi oleh 16 kolam lele, 20 ekor sapi, 20 sampai 30 ekor kambing, 700 bebek dan 700 ayam.
Budidaya maggot juga akan dibuat di sebagian tanah 20 hektar ini untuk mengurai sampah sekaligus sebagai bahan pakan. Hal ini sangat dimungkinkan karena lokasi pusat pendidikan ini berdekatan dengan tempat pembuangan akhir (TPA) Karangdiyeng. (arul/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS