TRENGGALEK – Bunda PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Kabupaten Trenggalek Novita Hardini berharap para pendidik PAUD terus menjaga komitmen memberikan layanan pendidikan yang optimal.
Harapan tersebut dia lontarkan dalam acara memperingati ulang tahun ke-18 Perhimpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) di GOR Gajah Putih, Trenggalek, Rabu (20/9/2023).
Menurutnya, pendidikan anak usia dini dinilai menjadi pondasi penting bagi setiap anak dalam proses tumbuh kembang.
Karena itulah PAUD menjadi perhatian serius istri Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin tersebut, sehingga perlu terus didorong agar maju berkembang.
“Ulang tahun ke-18 Himpaudi membangkitkan dan melahirkan semangat baru dan keyakinan bahwa seluruh anggota Himpaudi harus menjaga komitmen memberikan layanan pendidikan yang optimal dan berkualitas untuk anak didik,” kata Novita.
“Utamanya saat ini kita sedang berkampanye transisi dari PAUD ke SD yang menyenangkan. Meniadakan calistung bukan berarti tidak ada, melainkan tidak memaksa untuk benar-benar bisa, anak harus bahagia, anak harus hidup 100 persen dan yang paling penting menitikberatkan kepada pendidikan karakter,” sambungnya.
Untuk itu, menurut Novita, perlu ada kesamaan pemahaman antar semua guru di masing-masing lembaga.
Tidak hanya Himpaudi, namun juga Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI) maupun Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Di samping itu, kata Novita, perlu juga untuk memahami apa yang menjadi kebutuhan para guru. Bukan hanya dalam hal penghasilan, namun juga cakrawala pemikirannya sehingga semakin kaya akan pengalaman maupun wawasan.
Yang kemudian juga mengarah kepada cara-cara parenting yang tepat bagi anak-anak didiknya. Selain juga cara-cara untuk mencegah perundungan maupun kekerasan di sekolah.
Di tengah upaya pemerintah mempersiapkan infrastruktur menuju Indonesia yang lebih maju, lanjut dia, tentu harus diimbangi dengan mempersiapkan SDM unggul sejak dini.
“Kalau semua infrastruktur sudah disiapkan Bapak Presiden Joko Widodo, maka mau tidak mau kita sebagai penggunanya harus bisa skill up, harus bisa melampaui dari apa yang menjadi zona nyaman. Kalau kita mau bertumbuh kita harus berani untuk tidak nyaman,” tutur Novita. (man/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS