Jumat
17 Januari 2025 | 2 : 27

Novita Hardini Dorong Ekraf RI Masuk Pasar Premium dengan Produk UMKM

pdip-jatim-241205-novita-rdp

JAKARTA – Anggota DPR RI Novita Hardini menyoroti beberapa hal penting terkait tantangan besar yang dihadapi bangsa, terutama dalam bidang ekonomi dan peran strategis ekonomi kreatif (Ekraf).

Tantangan besar itu dia ungkapkan dalam rapat kerja dengan Kementerian Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif, kemarin.

“Kita harus memahami tantangan besar bangsa ini terlebih dahulu sebelum merancang program kerja di bawah Kemenekraf. Situasi ekonomi nasional cukup memprihatinkan,” kata Novita, dalam keterangannya, Rabu (4/12/2024).

Dia mengungkapkan bahwa sekitar 50% masyarakat kelas menengah terancam jatuh ke kategori miskin akibat kondisi perekonomian yang mengalami deflasi dan penurunan daya beli.

Hal ini, menurut anggota Fraksi PDI Perjuangan tersebut, harus menjadi perhatian serius dalam merancang kebijakan, termasuk kebijakan kenaikan PPN 12%.

“Jika kenaikan PPN 12% diberlakukan, ini akan memaksa lintas generasi untuk konsumsi belanja produk maupun jasa akan menurun, dan ini berdampak langsung pada sektor Ekraf,” sebutnya.

Poitisi perempuan satu-satunya dari dapil 7 Jawa Timur itu juga menyinggung pentingnya Ekraf sebagai salah satu penyumbang pendapatan negara terbesar.

Pada 2017, sektor Ekraf mencatat kontribusi hingga Rp 989 triliun, dari sektor kuliner, fashion, dan kriya sebagai penyumbang terbesar.

Namun, dia mengkritisi minimnya perhatian pada pasar premium yang berpotensi besar.

“Kapan Ekraf akan masuk ke pasar premium dengan produk UMKM kita yang bercita rasa Indonesia? Kita punya potensi besar, seperti Sarinah. Kenapa kita tidak menciptakan brand lokal yang setara dengan Prada atau Louis Vuitton (LV)? Ini peluang besar untuk meningkatkan pendapatan masyarakat sekaligus negara,” ujar Novita.

Sebagai solusi, dia mengusulkan program komunal branding untuk produk fashion dan kriya. Ia menyarankan agar pemerintah memfasilitasi inkubasi produk UMKM sehingga dapat menciptakan satu brand premium yang kuat, misalnya dengan nama “Sarinah.”

“Langkah ini tidak hanya akan mengangkat nilai produk lokal, tetapi juga memperkuat citra Indonesia di pasar global. Dengan komunal branding, kita bisa menghasilkan produk premium yang kompetitif, sehingga pendapatan negara dan kesejahteraan masyarakat meningkat,” jelasnya. (nia/pr)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

KRONIK

Longsor Rugikan Peternak Sapi Perah, Marsono Tawarkan Pembuatan Jalan Lingkar

TULUNGAGUNG – Ketua DPRD Kabupaten Tulungagung, Marsono, menawarkan solusi terkait kejadian amblasnya jalan raya ...
LEGISLATIF

Dianggarkan Rp 1T, Adi: Pemkot dan DPRD Surabaya Dukung Program Makan Bergizi Gratis

SURABAYA – Ketua DPRD Kota Surabaya, Adi Sutarwijono menegaskan bahwa program makan bergizi gratis (MBG) yang ...
LEGISLATIF

Jas Merah! Kawal Pokir, Legislator Banteng Kabupaten Malang Libatkan Ranting dan PAC

MALANG – Dalam melaksanakan pokok-pokok pikiran (pokir) sebagai tugas utama legislatif, anggota Fraksi PDI ...
EKSEKUTIF

Eri Cahyadi Berharap Balai Kota Surabaya Jadi Rumah Seluruh Umat Beragama

SURABAYA – Wali Kota Eri Cahyadi menegaskan bahwa Balai Kota Surabaya akan menjadi rumah bagi seluruh umat ...
EKSEKUTIF

Wujudkan Ketahanan Pangan, Bupati Malang Canangkan Gema Tandan Desa

MALANG – Bupati Malang HM Sanusi turut gencar mendorong ketahanan pangan nasional yang dimulai dari desa swasembada ...
EKSEKUTIF

Wabup Antok Buka Edu Fair 2025, Sampaikan Program Beasiswa Prestasi

NGAWI – Wakil Bupati Ngawi Dwi Rianto Jatmiko membuka Edu Fair 2025. Dalam kesempatan itu, Wabup Antok menyampaikan ...