JAKARTA – Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB), Abdullah Azwar Anas, mengajak Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) untuk menjadi bagian penting dari perubahan dan pembangunan Indonesia dan dunia. Salah satunya melalui Sembilan Bintang Penjuru Kader Nahdlatul Ulama (NU).
“Sembilan Bintang Penjuru Kader NU ini kalau kita kuasai, insya Allah IPNU ke depan akan terus bisa bertahan dengan baik dan IPNU akan menjadi bagian penting dari perubahan dan pembangunan di Indonesia dan juga di dunia,” ujar Menteri Anas saat orasi ilmiah di acara pelantikan Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Pusat Periode 2022-2025 di Jakarta, Kamis (2/2/2023).
Politisi PDI Perjuangan tersebut menjelaskan yang dimaksud dengan sembilan bintang penjuru. Pertama, penguasaan dunia digital. Disampaikan, digitalisasi menjadi salah satu dari fokus reformasi birokrasi tematik pada bidang pemerintahan yang sedang diakselerasikan.
Kedua, kemampuan teknokrasi dan kebijakan publik. Menurutnya, NU sebagai salah satu organisasi keagamaan yang telah memberikan kontribusi besar pada pembangunan bangsa Indonesia.
“Teman-teman NU sudah mulai masuk ke sektor itu dan dampaknya sudah mulai dirasakan dan IPNU sudah mulai harus masuk ke tempat ini,” jelas mantan Bupati Banyuwangi itu.
Selanjutnya, ketiga, pemahaman ilmu agama. Menteri Anas meminta IPNU, IPPNU, dan NU terus memperkuat ilmu agama dengan pemahaman-pemahaman yang kontekstual dengan berbagai bidang yang tumbuh.
Kelimat, semangat kemandirian ekonomi, dan menjadi warga dunia, serta berakar pada tradisi nusantara. Berikutnya adalah duta moderasi beragama, aktivis sosial pendidikan, dan penguasaan sains dan teknologi.
“Kampanye-kampanye moderasi beragama yang dibangun, dan disampaikan secara lantang oleh almarhum K.H. Abdurrahman Wahid perlu terus kita lakukan, terutama oleh IPNU,” tegasnya.
Selain itu Mantan Bupati Banyuwangi tersebut juga mengajak IPNU dan IPPNU untuk perangi radikalisme, serta berpikir out of the box. Disampaikan, inovasi yang dinilai penting adalah inovasi yang berdampak dan memiliki hasil dan bermanfaat untuk sesama.
“Ada banyak inovasi. Tentu ini menjadi jalan terpendek. Maka, jika memakai cara biasa dan normatif, kita bisa lama untuk mencapai tujuan. Maka diperlukan inovasi, berpikir out of the box untuk meringkas jalur,” pungkasnya. (ryo/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS