TRENGGALEK – Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menyiapkan 3 layer untuk penanganan gagal tumbuh kembang anak atau stunting di daerahnya. Langkah ini sebagai salah satu upaya Pemerintah Kabupaten Trenggalek untuk lebih memasifkan penanganan stunting.
Berdasar hasil timbang pribadi yang dilaksanakan setiap bulan Agustus dan Februari, stunting di Trenggalek sebesar 11,36 persen. Namun untuk data dari Pusat Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) sesuai hasil sensus sebesar 18,1 persen.
Tahun depan, Pemkab Trenggalek menargetkan ada penurunan angka stunting di bawah rata-rata nasional, sekitar 14 persen.
“Kita merencanakan 3 layer. Yang pertama untuk transisi di sisi lingkungan, kita maksimalkan lagi Adipura Desa, kemudian nanti diimbangi dengan lomba stunting tingkat lingkungan, khusus untuk daerah-daerah yang prevalensinya masih kategori merah,” tuturnya kepada awak media di Trenggalek, kemarin.
Menurutnya, hal itu menjadi penting karena nanti ada inovasi-inovasi yang memanfaatkan kolam wudhu diisi ikan, sungai-sungai diisi ikan dengan penambahan zink vitamin, juga penambahan gizi balita dan anak-anak.

Kedua, papar bupati yang akrab disapa Mas Ipin ini, di tingkat rumah tangga, akan dimaksimalkan lagi program kartu sehat yang dibayar atau sehat yang dibayar. Menurutnya, hal itu nanti difokuskan kepada keluarga miskin yang belum menerima bansos.
Juga nanti ke rumah tangga muda yang masih baru menikah. Mereka akan dilakukan pendampingan untuk mempersiapkan kebutuhan gizi calon anaknya.
“Terakhir pendekatan secara sektoral individu, jadi nantinya semua tim harus punya data, khususnya anak di bawah dua tahun yang prevalensi stunting di mana saja, itu yang akan kita intervensi,” tandasnya.
Langkah menyiapkan tiga layer untuk penanganan stunting itu diambil setelah bupati yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Trenggalek ini menggelar acara “Rembuk Stunting”, di Pendopo Manggala Praja Nugraha, Senin (28/3/2022). (dav/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS