TULUNGAGUNG – Sebanyak 65 anak yatim dan anak yatim piatu yang orang tuanya meninggal dunia akibat terpapar Covid-19 di Tulungagung mendapat bantuan sembako dan beasiswa dari Bupati Tulungagung Maryoto Birowo, Rabu (15/9/2021).
Dalam acara pemberian sembako dan beasiswa yang dilakukan secara simbolis pada perwakilan anak yatim dan anak yatim piatu di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso tersebut, Maryoto sekaligus melaunching program Sapa Si Yatim.
Program Sapa Si Yatim ini merupakan akronim dari sehat, pemenuhan adminduk, psikososial, asuhan, sekolah dan infaq berkelanjutan bagi yatim.
“Ini merupakan kepedulian kami pada anak-anak yatim dan anak yatim piatu karena orangtuanya meninggal dunia akibat terpapar Covid-19. Mereka butuh kepedulian dari kita pemerintah dan masyarakat,” terang Maryoto Birowo usai acara.
Menurut kader PDI Perjuangan ini, di Tulungagung sampai sekarang terdata 65 anak mulai dari usia SD/MI sampai jenjang SMA/SMK/MA yang orangtuanya meninggal dunia akibat Covid-19. Mereka semua kini menjadi sasaran dari program Sapa Si Yatim.
Bagi anak yatim dan anak yatim piatu yang masih SD/MI diberi beasiswa masing-masing Rp 210 ribu per bulan. Kemudian yang SMP/MTs sebesar Rp 270 ribu per bulan dan SMA/SMK/MA sebesar 330 ribu per bulan.
Bupati Maryoto Birowo menyatakan program Sapa Si Yatim merupakan program berkelanjutan. Apalagi program ini juga didukung dan bersinergi dengan Baznas Tulungagung dan Laznas Lembaga Manajemen Infaq (LMI).
“Kami berharap anak-anak yang ditinggal orangtuanya karena Covid-19 ini dapat tumbuh menjadi insan yang genius. Genius merupakan singkatan dari gesit, empati, berani, unggul dan sehat dalam menggapai prestasi,” paparnya.
Dia memastikan dengan program Sapa Si Yatim, kebutuhan anak-anak tersebut dapat terpenuhi. Selain itu juga untuk memastikan kebutuhan lainnya berupa pendampingan psikososial, pendidikan, kesehatan dan pengasuhan dapat terpenuhi.
Data Pemkab Tulungagung menyebutkan dari 65 anak yatim atau anak yatim piatu di Kabupaten Tulungagung yang kehilangan orangtuanya akibat Covid-19 yang terbanyak berasal dari Kecamatan Kedungwaru dengan jumlah 10 anak.
Setelah itu disusul Kecamatan Kauman berjumlah sembilan anak dan Kecamatan Karangrejo sejumlah delapan anak. (atu/pr)