MAGETAN – Lapangan Desa Candi, Kecamatan Magetan, Kabupaten Magetan Minggu (7/8/2016) siang nampak meriah. Sederetan sinden cantik menyanyikan langgam campursari di ujung lapangan.
Di sudut kanan lapangan sekelompok seniman memainkan kesenian reyog. Sementara itu di tengah lapangan, anak-anak memamerkan atraksi beladiri pencak silat. Pedagang musiman menggelar lapaknya di sekeliling lapangan.
Berbagai pertenjukan sendi dan atraksi itu memeriahkan halal bihalal dan sekaligus reuni Keluarga Besar Marhaen Magetan (KBMM).
Di antara unsur yang bergabung dalam reuni itu adalah eksponen Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Gerakan Siswa Nasional Indonesia (GSNI), Paguyuban Paguyuban Keraton Surokarto Magetan (Pokoso), Forum Masyarakat Ekonomi Lemah (Formel), dan simpatisan PDI Perjuangan.
Ketua KBMM Maryono mengatakan reuni ini adalah upaya mempertemukan para pengikut ajaran Soekarno di Magetan yang selama ini terpisah-pisah.
“Istilahnya, ini kita mengumpulkan balung pisah. Bahwa di Magetan ini kaum Marhaen masih banyak. Hanya jarang bertemu dalam satu ruang bersama sehingga tidak saling kenal,” ujar politisi senior PDI Perjuangan ini.
Untuk itu, lanjut dia, reuni ini diharapkan bisa mempertemukan yang selama ini belum menyambung. “Banyak hal yang bisa kita lakukan ketika sudah tersambung. Salah satunya adalah melanjutkan ajaran Soekarno pada generasi muda agar tidak pupus dan memberi kontribusi bagi gerakan kebangsaan,” jelas Maryono.
Nampak hadir di antara tamu undangan adalah Bupati Magetan Sumantri, Wakil Bupati Magetan Samsi, Ketua DPRD Magetan Joko Suyono, Bupati Ngawi Budi Sulistyono, dan Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Sirmadji. (sa)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS