Selasa
26 November 2024 | 6 : 34

Legislator Surabaya Siap Kawal Aduan Wali Murid Terkait Pembelian Seragam Sekolah

pdip-jatim-210903-ghoni-fraksi-1

SURABAYA – Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Surabaya, Abdul Ghoni Muklas Ni’am, menegaskan bahwa pihaknya akan terus mengawal aduan para wali murid yang mengaku keberatan soal kewajiban membeli seragam sekolah baru.

Sebelumnya, ia telah menerima beberapa wali murid dari dua SMP Negeri di Surabaya yang mengadukan hal tersebut pada Kamis (3/9/2021).

“Iya awalnya 10 wali murid. Ternyata ada 5 wali murid yang berani menyampaikan ke kami. Itu dia menceritakan keluh kesahnya menyampaikan aspirasinya, bahwasanya yang bersangkutan itu masuk ke sekolah SMP Negeri itu, terkait seragam dimintai biaya,” ujarnya, Minggu (5/9/2021).

Ia pun menyayangkan adanya aduan itu, terlebih secara aturan itu tidak diperbolehkan. “Lha kalau seperti ini kan kacau. Sementara di PP Nomor 17 Tahun 2010 terkait dengan penyelenggaraan pendidikan di Pasal 181, di situ disebutkan sudah jelas. Bahwasanya penyelenggara sekolah itu yaitu satu, tidak memperbolehkan adanya praktik jual beli apapun misalnya,” ujar Ghoni.

“Jadi fokus di sana itu, mendidik peserta didik ya untuk dipersiapkan sebagai generasi penerus,” sambungnya.

Bahkan, lanjut anggota Komisi C DPRD Surabaya ini, aduan tersebut tidak hanya dari wali murid jalur mitra warga saja, namun juga yang masuk dalam kategori Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Harga seragam sekolah pun di patok berbeda-beda.

“Di Undang-Undang Dasar sudah jelas, pendidikan adalah hak segala warga negara. Makanya negara harus hadir. Lha tidak dimintai seperti ini. Dan nominalnya luar biasa. Rp 1 juta ke atas. Itu kalau dikalikan sudah berapa. Itu pun berbeda harga seragam antara laki-laki dan perempuan. Ini akan kita luruskan. Kita akan mengawal terus,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Supomo, juga terus mengingatkan kepada seluruh kepala sekolah agar tidak memaksakan wali murid membeli seragam melalui koperasi sekolah sebagaimana tercantum dalam Permendikbud Nomor 45 Tahun 2014 tentang Pakaian Seragam Sekolah bagi Peserta Didik Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah

Menurutnya, peserta didik masih bisa menggunakan seragam sebelumnya. Atau, jika siswa tersebut naik dari jenjang SD ke SMP, masih bisa menggunakan seragam dari kakak atau saudaranya.

“Bisa gunakan baju yang sudah ada. Atau mungkin gunakan baju punya kakaknya atau saudaranya yang masih bisa dipakai, pada prinsipnya seperti itu,” pesannya.

Terkait dengan keluhan seragam dari beberapa wali murid, Supomo menyampaikan, bahwa pihaknya sudah menemui mereka. Ia juga menyatakan bahwa saat ini menutup sementara penjualan seragam di koperasi sekolah untuk dilakukan evaluasi. (dhani/set)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

KRONIK

Hari Guru Nasional, Bupati Fauzi Apresiasi Dua Pendidik Raih Prestasi Tingkat Nasional

SUMENEP – Pada peringatan Hari Guru Nasional 2024, Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo memberi apresoasi atas ...
KABAR CABANG

Untuk Risma-Gus Hans dan Eri-Armuji, PDIP Surabaya Gelar Doa Bersama dan Santuni Anak Yatim Piatu

SURABAYA – Memasuki hari kedua masa tenang Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) 2024, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) ...
LEGISLATIF

DPRD Surabaya Bentuk Pansus Raperda Pengembangan Ekraf

SURABAYA – Sidang paripurna ketiga DPRD Surabaya pada Senin (25/11/2024) memutuskan pembentukan panitia khusus ...
EKSEKUTIF

Usai Cuti Kampanye, Eri Pastikan Pengerjaan Proyek Strategis di Kota Surabaya

SURABAYA – Setelah dua bulan cuti kampanye Pilkada 2024, Eri Cahyadi kembali ke Balai Kota Surabaya melanjutkan ...
LEGISLATIF

Jaga Kepercayaan Rakyat dan Pastikan Pilkada Berlangsung Demokratis, Pulung Harap APH Netral

SURABAYA – Anggota Komisi III dari Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Pulung Agustanto menyoroti pentingnya netralitas ...
KABAR CABANG

Menangkan Pilgub Jatim, DPC Kota Probolinggo Perkuat Saksi

PROBOLINGGO – Memenangkan Risma-Gus Hans di Pilkada Jawa Timur menjadi sebuah harga mati bagi kader PDI Perjuangan ...