JAKARTA – Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidatonya pada acara pembukaan Hari Ulang Tahun ke-50 PDI Perjuangan di JIExpo, Jakarta, (10/1/2023).
Berbagai hal disampaikan Megawati. Mulai dari sejarah PDI Perjuangan, arahan kepada kader untuk tak henti turun membersamai rakyat, proses pengkaderan pemimpin bangsa di internal Partai, hingga pelaksanaan program-program kerakyatan partai.
Berikut kutipan-kutipan penting dari pidato Megawati Soekarnoputri dalam acara tersebut:
1.Dari PDI ke PDI Perjuangan dan Pertalian Sejarah dengan PNI
“PDI Perjuangan merayakan ulang tahun ke-50, telah kita lalui sejak kelahiran Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pada tanggal 10 Januari 1973,” kata Megawati.
Megawati pada kesempatan itu menceritakan awal terjun ke partai politik. Dimana setelah proses fusi, hanya ada tiga partai di negeri ini.
“Kenapa saya memutuskan masuk PDI, karena di situ saya lihat ada PNI yang didirikan bapak saya, Bung Karno pada 4 Juni 1927,” katanya.
2. Konsolidasi Internal, Cek Pasukan
Peringatan HUT Partai kali ini menjadi acara konsolidasi internal lantaran pandemi Covid-19 beberapa tahun belakangan tidak memungkinkan untuk melaksanakan pertemuan dalam skala besar.
“Kangen-kangenan dan saya tidak muncul bertatap muka seperti ini sudah hampir 3 tahunan. Jadi sekarang, saya ingin tahu pasukan saya ini masih ada apa tidak. Ternyata, Alhamdulillah,” katanya.
“Makanya dengan segala hormat saya pada teman-teman partai lain, kali ini (saya) tidak mengundang karena ini adalah konsolidasi internal partai,” kata Megawati.
3. Turun ke Bawah Mengorganisir Rakyat
Sebagai organisasi partai politik, Megawati mencontohkan bagaimana Bung Karno dalam situasi penjajahan pada saat itu, tanpa lelah mengorganisasiskan rakyat meski dengan konsekuensi dipenjarakan dan diasingkan.
“Ayo angkat tangan, siapa yang belum turun ke bawah?” kata Megawati.
“Kalau kita menengok rakyat, banyak yang masih berada di dalam ukuran-ukuran dari sisi ekonomi itu yang berada di bawah.”.
Megawati juga mencontohkan bagaimana raihan suara PDI yang melesat saat dia menjadi salah seorang wakil rakyat ketika itu. Dari semula 27 persen menjadi 54 persen.
“Kenapa? Karena saya turun ke bawah saudara-saudara sekalian,” katanya.
4. PDI Perjuangan Pengawal 4 Pilar Berbangsa dan Bernegara
“Kekuatan riilnya PDI Perjuangan itu apa toh? kita ini pengawal Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kebhinnekaan Indonesia.”
5. Satgas Cakra Buana Penjaga “Akar Rumput”
“Satgas itu ujung tombak, saya bilang, kamu itu menjaga akar rumput (rakyat), bukan hanya akar rumput Partai. Tetapi kamu harus menjaga akar rumput seluruh Indonesia.”
6. Genggam Tangan Persatuan
“Pancasila jadikan genggaman. Genggam. Perhebat jiwa gotong royong. Ada yang sakit, yuk rame-rame di gotong ke rumah sakit, ikhlas. Gampang koq.”
“Sila ketiga Pancasila itu menjadi landasa Indonesia. Dibangun untuk semua, tidak membeda-bedakan suku, agama, gender. Bhinneka Tunggal Ika.”
7. Kesetaraan Gender
“Kaum perempuan itu juga harus maju bersama, ini abad modern, kita sudah menjadi orang merdeka.”
“Bapak-bapak, kalau kalian merasa kaum perempuan itu kekuatannya kalah sama kaum laki-laki, sorry. Ini ada 4 batalyon satgas perempuan loh, Alhamdulillah.”
8. Calon Hak Prerogatif Ketum, Kader Sendiri
“Saya ketua umum terpilih di kongres partai sebagai institusi tertinggi Partai. Maka oleh kongres Partai diberikanlah kepada Ketua Umum terpilih hak prerogatif untuk menentukan siapa yang akan dicalonkan.”
“Partai politik kan harus mempersiapkan. Saya tidak tahu kalau mempersiapkan di lain partai itu apa namanya, tapi kalau di kita sudah jelas, kader untuk jadi.”
9. Memperbaiki Lingkungan
“Partai politik koq suruh nanem-nanem pohon. Nah, ini saya terangkan. Sekarang go green, go green, memperbaiki lingkungan. Pohon itu untuk apa toh? Supaya menghasilkan oksigen, Co2-nya diserap oleh pohon-pohon. (ian/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS