SURABAYA – Organisasi massa Islam terbesar di tanah air, Nahdlatul Ulama (NU) merayakan hari lahirnya yang ke-94, Jumat (31/1/2020). PDI Perjuangan Jawa Timur pun mengucapkan selamat kepada NU, dengan harapan komunikasi yang terjalin dengan baik selama ini tetap terjaga dan makin kuat.
“Selamat Harlah ke-94 NU. Semoga seluruh harapan tercapai, berdikari menuju persaudaraan dunia,” kata Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim, Kusnadi.
PDI Perjuangan pun merasakan pertalian ideologi kebangsaan dengan organisasi yang didirikan KH Hasyim Asy’ari itu.
“Dari pertalian ideologi kebangsaan tersebut, PDI Perjuangan, khususnya DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, terus memperkuat silaturahmi dengan Pengurus Wilayah NU Jawa Timur sebagaimana dilakukan beberapa waktu lalu, yakni Juli 2019,” ujar Kusnadi.
Menurutnya, silaturahmi pada saat itu yang menghasilkan agenda bersama, yakni, melawan radikalisme dan intoleransi, serta penguatan ekonomi wong cilik.
“Itu adalah bagian dari mencintai tanah air, nasionalisme, yang barang tentu nasionalisme yang tidak hanya mencintai bangsa sendiri, tetapi juga bangsa-bangsa di dunia.” terang Kusnadi.
Catatan sejarah, NU yang di dalamnya adalah para ulama, kiai, dan santri, telah membuktikan pengabdiannya pada bangsa dan negara ini.
Hal tersebut, menurut Ketua DPRD Jatim ini, tak lepas dari sejarah pendirian NU itu sendiri. Dimana pendiri NU, Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari, berhasil mengharmoniskan hubungan agama dan politik menjadi sebuah politik kebangsaan dengan jargon yang dikenal yakni hubbul wathan minal iman (cinta tanah air sebagian dari iman).
Cinta tanah air dimaksud, tambah Kusnadi, adalah nasionalisme seperti nilai-nilai terkandung dalam ideologi negara, Pancasila.
“Sebagaimana pula kutipan pidato Bung Karno dalam sidang di gedung PBB, September 1960, berjudul To Build The World A New (membangun dunia kembali): kami nasionalis, kami cinta bangsa kami dan kepada semua bangsa,” tuturnya.
Sebagai kader dari partai yang berasaskan Pancasila dengan jiwa dan semangat kelahiran Pancasila pada 1 Juni 1945, Kusnadi melihat dan merasakan bagaimana NU tidak pernah bergeser dari tipikalnya sebagaimana awal berdirinya.
Yakni organisasi sosial keagamaan yang religius nasionalis dan memegang teguh prinsip-prinsip Islam yang damai, moderat, dan penuh toleransi. (her)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS