JEMBER – Kepala Badan Kebudayaan Nasional (BKN) DPC PDI Perjuangan Kabupaten Jember, Catur Budi Prasetyo membersamai Wakil Bupati Jember, Djoko Susanto nonton film “Turang:, Rabu (30/4/2025).
Film produksi tahun 1987 karya Bachtiar Siagian itu, sengaja diputar lagi di Balai RW Institute oleh para budayawan Kabupaten Jember sebagai salah satu upaya menghargai karya penting dalam sejarah cinema Indonesia.
Kepala BKN DPC PDI Perjuangan Kabupaten Jember, Catur Budi Prasetyo akrab dikenal Didit Gondrong mengatakan, film “Turang” berkisah tentang Rusli, seorang pemimpin milisi yang terluka dan disembunyikan di desa Seberaya, Tanah Karo, yang diduduki Belanda.
Film ini menyoroti kehidupan warga desa, solidaritas mereka dengan pejuang kemerdekaan, dan romansa antara Rusli dan Tipi.
Berbeda dengan film perjuangan lain, “Turang” fokus pada peran masyarakat biasa dalam meraih kemerdekaan.
“Memahami konteks perjuangan kemerdekaan di masa lalu banyak cara. Termasuk nonton film,” jelasnya.

Masih kata Didit, Film ini sempat meraih penghargaan film terbaik di Pekan Apresiasi Film Nasional 1960.
Namun, karena latar belakang sutradara Bachtiar Siagian yang aktif di Lekra, film ini diduga hilang dan dilarang tayang. Bachtiar Siagian dikenal sebagai pelopor neorealisme dalam sinema Indonesia.
Pemutaran ini merupakan bagian dari proyek kuratorial Sinefo (Sinema of New Emerging Forces) dalam Pekan Film Sinefo dan Afro Asia Film Festival.
Istilah “New Emerging Forces” terinspirasi dari Konferensi Asia-Afrika di Bandung 1955. Afro Asia Film Festival sendiri memiliki sejarah panjang dalam mempromosikan sinema dari kawasan Asia dan Afrika.
“Setelah pemutaran, ada diskusi bersama Denny Antyo Hartanto S.Sn. M.Sn., akademisi film dari Universitas Jember, dan Wasis Sasmito, pengamat sosial dan budaya.
Balai RW Institute di Jember merupakan ruang kolektif yang aktif dalam kegiatan seni dan budaya,” tutupnya. (art/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS