PONOROGO – Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, dan Wabup Lisdyarita mendampingi Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, meninjau pelaksanaan vaksinasi pelajar di sejumlah sekolah. Salah satunya meninjau di MAN 2 Ponorogo pada Sabtu (4/9/2021).
Dalam sambutannya, Kang Giri, sapaan akrab Bupati Sugiri, menyampaikan, bahwa pihaknya akan segera melakukan percepatan vaksin sesuai yang diamanatkan oleh Gubernur.
“Mudah-mudahan percepatan vaksin segera kami jalankan sesuai amanat ibu. Hari ini 10 ribu target insya Allah tuntas. Supaya pembelajaran tatap muka (PTM) segera dilakukan. Anak-anak biar belajar sama gurunya dan tidak ada daring lagi supaya anak bisa mendapatkan transfer knowledge dan transfer kasih sayang,” ujar Kang Giri.
Di kesempatan yang sama, Kang Giri juga menegaskan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 kepada pelajar bertujuan untuk membentuk herd immunity agar PTM segera dilaksanakan. Sesuai arahan Gubernur, dengan target sampai 7 September ini sekitar 18 ribu pelajar dan mahasiswa akan mendapatkan vaksinasi.
“Vaksinasi pelajar ini jadi tujuannya biar membentuk herd immunity. Targetnya nanti tanggal 7 September semua harus sudah divaksin. Ya kira-kira 18ribu pelajar mahasiswa agar PTM bisa segera berlangsung,” imbuhnya.
Belum lama ini, jelas Kang Giri, agar semua jujur pada diri sendiri, sehingga level berapa pun tidak masalah. Sehingga masyarakat yang terkonfirmasi Covid-19 harus jujur, sehingga mempermudah proses pemutusan penyebarannya. Menurutnya, undang-undang tertinggi adalah keselamatan masyarakat. Untuk menurunkan level agar kembali ke 3, maka diupayakan memperbanyak T3 (testing, tracing, treatment) kepada masyarakat.
“Untuk menurunkan level adalah belajar jujur pada diri sendiri, sehingga saat kena Covid diumumkan, tracing ditambah. Level berapapun tak masalah yang penting masyarakat selamat,” jelas Kang Giri.
Sementara itu, Khofifah Indar Parawansa mengatakan ingin segera melakukan percepatan vaksinasi pelajar agar bisa diadakan pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas dan bertahap dengan mempersiapkan segala sesuatunya termasuk percepatan vaksinasi. Daerah yang bisa melaksanakan PTM pun adalah daerah yang berada di level 1-3.
“Mulai PTM terbatas harus disiapkan segala sesuatunya. Ada disiplin yang kuat untuk menjaga prokes, juga ada percepatan vaksinasi. Itu pun yang bisa melaksanakan PTM adalah daerah yang berada di level 1, 2 dan 3. Jadi, saya harap Ponorogo bisa turun ke level 3, agar bisa dimulai PTM dengan jumlah siswa terbatas dan bertahap,” kata Khofifah.
Format pembelajaran pun juga akan diperbarui dengan format yang lebih mendekati realita yakni hybrid learning. Yaitu pembelajaran yang menggabungkan berbagai pendekatan dalam pembelajaran. Pembelajaran tatap muka terbatas itu artinya pembelajaran secara virtual tetap dilakukan dengan menggunakan aplikasi yang telah disiapkan oleh Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur.
”Dindik menyiapkan aplikasi Jatim Cerdas Ruang Belajar. Ini diharapkan siswa tetap bisa berdiskusi dan berinteraksi, sehingga suasana pembelajaran bisa tersupport,” pungkas Khofifah. (jrs/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS