Jumat
17 Januari 2025 | 12 : 00

Jokowi Mengaku Pernah Diinterogasi 4 Mata Soal PKI

YL_1527230899606

MAJALENGKA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku saat berkunjung ke sebuah pondok pesantren dirinya pernah diinterogasi 4 (empat) mata oleh kyai pengasuh pondok tersebut terkait isu dirinya sebagai anggota Partai Komunis Indonesia (PKI).

“Beliau meminta klarifikasi, tabayun untuk yang berkaitan dengan tuduhan PKI itu, karena memang yang namanya politik itu kadang-kadang jahatnya seperti itu,” kata Presiden Jokowi saat menyampaikan sambutan pada acara penyerahan 240 (dua ratus empat puluh) sertifikat hak atas tanah wakaf, di Masjid Agung Al Imam, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Kamis (24/5) siang.

Presiden menjelaskan, saat PKI dibubarkan di tahun 1965 dirinya masih berusia 3-4 tahun. Jadi, tidak mungkin dirinya menjadi anggota PKI. “Masa ada PKI balita? Logikanya enggak masuk tapi ada yang mempercayai,” ungkap Presiden.

Ketika dirinya membantah, menurut Presiden Jokowi, maka tuduhan PKI dialamatkan ke orang tuanya.
Padahal, lanjut Presiden, sangat mudah sekali untuk mencari tahu silsilah keluarganya. Terlebih, di Solo banyak sekali cabang ormas-ormas Islam seperti NU, Muhammadiyah, Parmusi, dan lain-lain yang bisa dengan cepat dan mudah mencari tahu silsilah keluarganya.

“Tanya saja ke masjid dekat rumah orang tua saya, di dekat rumah saya, gampang sekali. Siapa kakek-nenek saya, siapa ibu-bapak saya gampang sekali mengecek, enggak ada yang bisa ditutupi sekarang ini,” tegas Presiden Jokowi.

Presiden mengaku akan menjawab supaya isu-isu itu tidak berkembang terus. Ia juga mengingatkan, jangan sampai mudah curiga dan berprasangka tidak baik ada di antara bangsa Indonesia.

“Kenapa yang tidak kita kembangkan yang khusnul tafahum, yang penuh dengan rasa kecintaan terhadap saudara-saudara kita, berprasangka selalu positif, berprasangka selalu baik,” kata Presiden Jokowi dengan nada bertanya.

Jangan Kemakan Isu di Medsos

Dalam kesempatan itu Presiden Jokowi juga mengingatkan masyarakat agar jangan mudah kemakan isu-isu terutama di media sosial (medsos).

Berbeda dengan koran dan stasiun televisi yang memiliki redaktur yang bisa menyaring, menurut Presiden, di media sosial setiap orang bisa berpendapat dan mengunggah konten tanpa disaring.

“Jangan sampai hal-hal tidak ada filter itu kita percayai. Tolong klarifikasi, tolong ditanyakan kepada yang lain sehingga ada penyaringnya,” tutur Presiden Jokowi.

Kepala Negara mengingatkan agar berhati-hati dengan media sosial, yang juga banyak diisi kabar negatif dan bohong namun sering dipercaya banyak orang.

“Omongan banyak yang satu sampai seratus dipotong hanya lima, konteksnya tidak pas, menjadi tidak benar. Kita percaya, ya bisa keliru kita,” kata Presiden Jokowi.

Mendampingi Presiden antara lain Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Sofyan Jalil, Staf Khusus Presiden Abdul Ghofarrozin, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan Bupati Majalengka Sutrisno. (setkab)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Artikel Terkini

EKSEKUTIF

Wujudkan Ketahanan Pangan, Bupati Malang Canangkan Gema Tandan Desa

MALANG – Bupati Malang HM Sanusi turut gencar mendorong ketahanan pangan nasional yang dimulai dari desa swasembada ...
EKSEKUTIF

Wabup Antok Buka Edu Fair 2025, Sampaikan Program Beasiswa Prestasi

NGAWI – Wakil Bupati Ngawi Dwi Rianto Jatmiko membuka Edu Fair 2025. Dalam kesempatan itu, Wabup Antok menyampaikan ...
KRONIK

Siaga Bencana Hidrometeorologi, Baguna Jatim Latih Personil hingga Mitigasi

SURABAYA – Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) PDI Perjuangan Jatim menegaskan komitmennya menghadapi ancaman ...
KRONIK

Apresiasi Program MBG, Bupati Fauzi Sebut Bantu Pemenuhan Gizi dan Gerakkan Ekonomi Lokal

SUMENEP – Program makan bergizi gratis (MBG) di Kabupaten Sumenep sudah berlangsung sejak Senin (13/1/2025) lalu. ...
LEGISLATIF

Pupuk Langka Petani Kelimpungan, Komisi B DPRD Jombang Panggil Disperta

JOMBANG – Komisi B DPRD Jombang menggelar rapat dengar pendapat (RDP) dengan Dinas Pertanian (Disperta) setempat ...
LEGISLATIF

DPRD Jatim Dorong Pemerintah Tetapkan PMK sebagai Wabah Nasional

MAGETAN – Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) kembali menjadi perhatian serius di Jawa Timur. Hal ini disampaikan ...