BOYOLALI — Presiden Joko Widodo memastikan Indonesia tidak akan mengimpor beras hingga akhir 2016. Untuk jagung, Jokowi optimistis pada 2018 mendatang tidak akan impor lagi.
“Saya pastikan, sampai akhir tahun tidak ada impor,” kata Presiden Jokowi, di Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (29/10/2016).
Dia menyebutkan, pada tahun ini, produksi beras meningkat drastis dari 1.030.000 ton pada periode September-Oktober 2015, menjadi 1.980.000 ton pada Oktober 2016.
Stok beras ini, lanjut Jokowi, cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional hingga Mei 2017.
Presiden yang kader PDI Perjuangan ini menjelaskan, produksi yang melimpah tersebut disebabkan penggunaan bibit unggul dan tidak terjadi kekeringan.
Untuk komoditi jagung, jelas Jokowi, juga sudah turun 60%. Ketika harga jagung masih Rp 1.500/kg, papar Jokowi, petani kurang tertarik menanam. Selanjutnya pemerintah mengatur harga jual menjadi Rp 2.700/kg dan sekarang telah mencapai Rp 3.100/kg.
“Dengan pokok produksi tanam sekitar Rp 1.500-1.700/kg, petani bisa dapat banyak untung sehingga mereka bergairah menanam. Percuma disubsidi pupuk atau benih kalau harga jual dibiarkan jatuh. Jagung ini nanti tahun 2018 kita sudah tidak akan impor lagi. Yakin,” tegasnya.
Persoalan gula, lanjutnya, menteri pertanian sanggup menyelesaikan impor 5-6 tahun ke depan jika persoalan lahan tersedia. Sekarang, ungkapnya, masih kekurangan 3,5 juta hektar lahan tebu.
Jokowi juga menjanjikan akan membangun puluhan bendungan dan ribuan embung-embung kecil untuk pengairan pertanian warga.
Presiden Jokowi ke Boyolali dalam rangkaian Hari Pangan Sedunia ke-36 yang digelar di Boyolali pada 28-30 Oktober 2016. Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo turut mendampingi kegiatan Presiden.
Saat di Desa Trayu, Kecamatan Banyudono, Jokowi tampak akrab menyapa petani yang sedang panen raya teknologi padi Jajar Legowo (Jarwo) Super.
Jokowi mengamati langsung panen hasil benih unggulan teknologi padi Jarwo Super karya Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian (Litbang Kementan) yang mampu meningkatkan hasil produksi dua kali lipat dari hasil panen biasanya.
Pada kesempatan itu, dia menyampaikan, akan menerapkan teknologi padi Jarwo Super di wilayah lain Indonesia guna melipatgandakan hasil produksi beras dalam negeri.
Petani di Desa Trayu mengemukakan kepada Presiden Jokowi bahwa hasil panen padi mereka bertambah setelah memanfaatkan pengembangan teknologi Jarwo Super.
Jokowi kemudian memberikan bantuan kepada petani berupa benih padi varietas Inpari 30, Inpari 32, dan Inpari 33 yang merupakan varietas unggulan. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS