BLITAR – Kirab Tumpeng Agung Nusantara Gotong Royong ke-11 yang berlangsung di pelataran Candi Palah Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Senin (27/6/2022) menyisakan banyak harapan bagi warga sekitar.
Tak terkecuali para pedagang, yang selama ini mengais rezeki di kompleks Candi Hindu terluas se-Jawa Timur tersebut. Mereka berharap, Kirab Tumpeng Agung Nusantara pasca dua tahun vakum selama pagebluk Covid-19 ini bisa menghidupkan kembali geliat perekonomian para pedagang dan masyarakat sekitar candi.
Adalah Kinasih, seorang pedagang tas rajut, yang tak bisa menyembunyikan kegembiraannya saat kirab berlangsung. Dia mengaku bersyukur pernik-pernik dagangannya banyak dibeli pengunjung, khususnya yang dari luar wilayah Blitar.

“Kami senang, akhirnya jualan kami laris kembali. Tapi yang lebih membahagiakan lagi, komplek peninggalan leluhur ini terasa hidup kembali dengan kehadiran para wisatawan. Alhamdulillah, mereka juga terlihat puas usai mengunjungi Candi Palah Penataran,” ungkap Kinasih.
Dia pun menyampaikan rasa terima kasih kepada penyelenggara kirab tahun ini. Sebab, setelah vakum akibat pandemi Covid-19, para budayawan semangatnya tetap berkobar untuk nguri-uri tradisi nenek moyang.
“Sehingga acara ini bisa digelar kembali, dan dampak positifnya sangat dirasakan masyarakat Penataran dan para pedagang UMKM sekitar candi,” ujarnya.

Ungkapan Kinasih tak berlebihan. Sejak pagi, wisatawan domestik sudah mengalir ke komplek Candi Palah Penataran dan sampai petang suasananya masih ramai.
Kehadiran mereka membawa berkah bagi pedagang dari kalangan UMKM setempat. Berbagai pernik-pernik yang dijual seperti tas rajut, kaos bertuliskan Blitar ataupun bergambar Bung Karno, hingga topi anyaman, laris terjual.
Pun demikian dengan warung makan dan minuman, yang tampak ramai dipenuhi pengunjung dan para pegiat seni budaya dari berbagai daerah.

Salah seorang pemrakarsa Kirab Tumpeng Agung Nusantara, Guntur Wahono mengatakan, kirab tumpeng merupakan wujud syukur dan terima kasih kepada Tuhan. Kirab ini juga diharapkan mampu menghidupkan kembali perekonomian warga sekitar komplek Candi Palah Penataran.
“Acara yang sungguh luar biasa ini semangatnya adalah wujud terima kasih kepada Tuhan sekaligus mengingatkan kembali para generasi muda untuk memelihara warisan leluhur,” jelas Guntur.
“Namun, lebih jauh dari itu, berkah ini harus dirasakan masyarakat sekitar, yakni perekonomian mereka harus merangkak hidup kembali,” sambung anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Jawa Timur tersebut.

Dia juga berharap, usai kirab yang diikuti ribuan peserta itu nantinya dapat menjadi pengingat kepada Pemerintah Kabupaten Blitar agar menaruh perhatian yang lebih terhadap warisan budaya di Bumi Bung Karno.
“Antusiasme ribuan masyarakat Blitar ini harusnya menjadi perhatian pemerintah daerah bahwa rakyat sangat menyukai gelar kebudayaan,” tandas Guntur.
“Jadi harusnya ada tindakan lebih, baik di pelestarian peninggalan budaya, maupun SDM yang merawat dan berada di sekitar sana,” imbuh pria yang juga Sekretaris Badan Kebudayaan Nasional (BKN) PDI Perjuangan Jatim itu. (yols/pr)
Baca juga: Kirab Tumpeng Agung Nusantara ke-11 Obati Kerinduan Masyarakat Bumi Bung Karno
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS