SURABAYA – Bagi Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, akhir tahun 2024 ini menjadi kebahagiaan yang tak terlupakan. Ini sekaligus menjadi titik terang yang baik untuk karir politiknya ke depan.
Kebahagiaan pertama tentunya terkait dengan Pilkada 2024. Dalam Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota (Pilwali) Surabaya 27 November lalu, Eri Cahyadi yang berpasangan dengan Armuji mendulang suara terbanyak, mengalahkan kotak kosong. Ini berarti Eri akan melanjutkan dua periodenya sebagai Wali Kota Surabaya.
Kedua, Eri Cahyadi berhasil menuntaskan Program Studi S3 Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Kini Eri menyandang gelar doktor setelah diwisuda pada Minggu, 22 Desember 2024.
Kebahagiaan Eri Cahyadi semakin lengkap, karena ia diwisuda bareng Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono atau yang akrab disapa AHY.
Eri Cahyadi dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude lewat karya disertasi berjudul “Kesehatan Organisasi Publik untuk Pengembangan Kapabilitas Perubahan dan Peningkatan Kinerja”.
Dalam prosesi wisuda tersebut, Eri hadir didampingi istrinya, Rini Indriyani serta putra putrinya, Alfanana Putri dan Rahmat Haidar Pasha.
Usai diwisuda, Eri Cahyadi mengatakan momentum wisudanya kali ini sangat spesial karena bertepatan dengan Hari Ibu. Selain itu, ia juga melakukan prosesi wisuda bersama dengan Menteri AHY.
“Perasaan saya campur aduk saat dinyatakan lulus, ada rasa senang, bahagia dan terharu. Akhirnya bisa lulus bersama teman-teman setelah tiga tahun lebih berjuang bersama,” kata Eri Cahyadi, dilansir dari pikiran-rakyat.com.
Dia mengatakan, ilmunya akan diterapkan untuk memimpin Kota Surabaya saat ini dan di masa yang akan datang. Baginya, dengan mengedepankan Excellence with Morality yang merupakan motto Unair, maka permasalahan stunting hingga kemiskinan bisa semakin ditekan.
“Sebenarnya pada waktu mengambil disertasi sudah saya terapkan pada pola organisasi di lingkungan Pemkot Surabaya. Dengan ilmu yang pelajari dan moral insya Allah banyak perubahan di Surabaya ke depannya dan manfaatnya bisa dirasakan oleh umat,” papar dia.
Lewat bidang keilmuan yang dimiliki, Wali Kota Eri Cahyadi telah menerapkan kesetaraan pada setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) atau dinas. Artinya, tidak ada yang memiliki kedudukan lebih tinggi karena semuanya harus saling bersinergi.
“Dalam penelitian yang saya lakukan, sebuah organisasi tidak akan sehat ketika hanya melakukan perkembangan tanpa adanya persamaan. Dengan persamaan antara hukum dan haknya, maka lompatan atau capaian yang dihasilkan akan sangat luar biasa. Saya yakin 5 tahun ke depan Kota Surabaya akan jauh lebih baik,” lanjut Eri.
Tak ketinggalan, Wali Kota Eri Cahyadi juga mengajak seluruh lulusan Unair, termasuk yang hari ini diwisuda bersamanya untuk bersinergi dengan Pemkot Surabaya.
Sehingga, ilmu yang didapatkan dapat diaplikasikan untuk kepentingan masyarakat luas. “Untuk seluruh mahasiswa Unair teruslah menjadi berguna dan berbakti dengan menjunjung Excellence with Morality,” harapnya.
Berkaitan dengan momentum Hari Ibu, Wali Kota Eri Cahyadi mengucapkan selamat Hari Ibu untuk seluruh perempuan di Kota Surabaya. Menurutnya, kesuksesannya dalam mendapatkan gelar doktor atau S3 juga tak terlepas dari peran penting seorang ibu.
“Peran ibu sangat luar biasa, salah satunya adalah membangun moral anak. Ibu merupakan perantara manusia karena mengandung dan melahirkan, untuk itu moral anak akan sangat dipengaruhi oleh ibunya,” pungkasnya.
Sebelumnya diketahui, Wali Kota Eri Cahyadi telah menjalani ujian doktor terbuka di Program Studi S3 Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) Sekolah Pascasarjana Unair pada Senin, 28 Oktober 2024.
Disertasi tersebut menyoroti pentingnya kesehatan organisasi dalam lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk mendukung peningkatan kinerja dan kapabilitas perubahan.
Motivasi dari penelitian tersebut adalah keinginannya untuk menciptakan suasana kerja yang kondusif dan bahagia di lingkungan Pemkot Surabaya. Menurut Wali Kota Eri Cahyadi dalam penjelasannya, kesehatan organisasi yang baik harus dilandasi oleh prinsip keadilan. (nia/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS