SURABAYA – Penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) sebagai transaksi non tunai juga bermanfaat mencegah persebaran Covid-19. Pemerintah melalui Bank Indonesia menargetkan 1,4 juta penjual barang atau jasa (merchant) di Jatim menggunakan QRIS.
Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Indah Kurnia, Minggu (2/5/2021), mengatakan, budaya transaksi non tunai (cashless) adalah keniscayaan pada era digital ini. Hal ini juga kerap disampaikan Indah Kurnia dalam berbagai kesempatan seperti halnya saat Sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai di Deka Hotel Surabaya, Jumat (30/4/2021) malam.
“Dan di masa pandemi ini sangat cocok. Sebab menghindari pegang uang tunai yang kemungkinan bisa menyebabkan virus bisa berpindah,” kata Indah Kurnia.
Indah Kurnia menambahkan, QRIS sebagai transaksi non tunai berbasis pada QR code Bank Indonesia, tak sekadar bermanfaat dalam hal proses transaksi keuangan. Juga dalam hal pengembangan usaha UMKM. Karena itu ia berharap penggunaan QRIS terus ditingkatkan.
“Untuk kemudahan, kecepatan, kemurahan biaya, keamanan dan kehandalan,” terang Indah.
Saat ini, lanjut Indah, pemerintah melalui Bank Indonesia menargetkan 12 juta merchant QRIS. Sedangkan untuk Jatim sendiri ditargetkan 1,4 juta. Dari angka tersebut target nasional telah tercapai 50 persen atau sekitar 6 juta merchant.
“Jadi kita mengharapkan merchant-merchant itu mulai sadar bahwa dengan QRIS semakin mudah mendapatkan order,” tambah Indah.
Selain Indah Kurnia, turut hadir dan menjadi narasumber pada acara itu yakni Kepala Divisi KPW Bank Indonesia Jawa Timur, Rini Mustikaningsih; Staff BCA Darmo, Diah; dan Asisten Manajer KPW BI Jatim, Thalita Salsabila.
Sosialisasi Gerakan non tunai terlaksana berkat kerja sama antara Lumbung Pelita Indonesia, Tim Rumah Aspirasi Indah Kurnia dan Bank Indonesia. Acara ini diikuti pelaku UMKM dan milenial Surabaya. (hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS