SURABAYA – Sekjen DPP PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto bersama pasangan Cawali-cawawali Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana nyekar ke makam Ir H Soetjipto di Taman Pemakaman Umum (TPU) Keputih, Sukolilo, Sabtu (21/11) malam.
Ziarah ke makam tokoh PDI Perjuangan yang juga ayah kandung Whisnu Sakti Buana itu, selain menggelar tahlil, juga berdoa menjelang pelaksanaan coblosan Pilwali Surabaya, 9 Desember 2015.
Seluruh pengurus DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya, anggota DPRD dari Fraksi PDIP, tim pemenangan dan relawan Risma-Whisnu tampak ikut nyekar ke makam mantan Sekjen PDI Perjuangan yang akrab disapa Pak Tjip tersebut. Mereka berangkat dari Posko Pemenangan Risma-Whisnu, di Jalan Kapuas, sekitar pukul 22.00 WIB.
“Nyekar ke makam tokoh, makam ulama atau orang tua kita yang sudah meninggal adalah tradisi yang biasa dilakukan orang Jawa,” terang Hasto, sebelum menuju TPU Keputih.
Hasto yang tiba di Surabaya sekitar pukul 19.00 WIB itu menjelaskan, kedatangannya di Surabaya untuk memberi support dan membakar semangat para kader PDIP yang akan mengikuti Pilwali Surabaya.
“Bagaimanapun, PDIP harus mampu menjaga tradisi kemenangan di setiap pemilu, pileg, maupun pilkada. Khususnya pilkada di Surabaya, yang jadi barometer politik nasional. Memenangkan Pilkada Surabaya bagian dari menjaga tradisi kemenangan itu,” sambung Hasto.
Sementara Whisnu mengatakan, acara nyekar ke makam orangtuanya sebagai wujud bakti anak terhadap orangtuanya yang sudah meninggal. Terlebih lagi, menjelang Pilwali Surabaya.
“Sebagai anak, sebagai kader PDIP, saya memiliki kewajiban berbakti pada orangtua. Bakti anak ke orangtua itu, kan tidak putus meski sudah meninggal,” katanya.
Cawawali yang juga Ketua DPC PDIP Kota Surabaya ini juga mengatakan, mulai Sabtu malam ini Minggu (22/11/2015) adalah momentum penting sepanjang masa kampanye digelar sejak 28 Oktober lalu.
“Kampanye akan selesai pada 5 Desember mendatang. Dan KPU memberi jatah pada kami untuk menggelar kampanye akbar hari Minggu. Tapi kita sepakat tidak mengambil kesempatan kampanye akbar itu,” ujarnya.
Dia menjelaskan, tim Risma-Whisnu sudah sepakat mengubah metode kampanye pengerahan massa, dengan blusukan menyapa warga secara langsung. Saat berdialog dengan warga itulah, pihaknya akan tahu keluhan warga secara langsung.
“Ada komunikasi dua arah di sini. Tapi jika kita menggelar kampanye akbar. Selain terkesan hura-hura, yang kita dapat hanya janji-janji kampanye,” urai Whisnu.
Sebelum nyekar, Hasto menyempatkan diri mengunjungi salah satu taman yang tidak hanya kesohor di Surabaya dan sekitarnya, tapi sampai mancanegara. Yakni Taman Bungkul, taman yang pernah mendapatkan penghargaan internasional “The 2013 Asian Townscape Award” (ATA) kategori Taman Terbaik se-Asia dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Taman ini diresmikan 21 Maret 2007, dan berdandan lebih maksimal tahun 2010, saat Surabaya dipimpin Tri Rismaharini. Di taman hasil karya kepala daerah dari PDIP itu, Hasto dan rombongan juga menikmati sajian kuliner yang tak kalah fenomenal, ‘rawon kalkulator’. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS