MALANG – Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Jawa Timur Sri Untari Bisowarno mengungkapkan bahwa Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), yang diperingati setiap tanggal 2 Mei, pada tahun ini terasa amat istimewa karena dilaksanakan berbarengan dengan Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah.
Hari Raya Idul Fitri dimaknai sebagai sebuah simbol kemenangan umat Islam melawan hawa nafsu dengan berpuasa selama satu bulan lamanya. Menjadi seorang manusia yang suci bersih dari dosa dan jauh dari berbagai kemungkaran.
Untari memaparkan terdapat kesamaan filosofis antara Hari Raya Idul Fitri dengan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Sucinya lahir batin seorang manusia, layaknya seorang anak kecil yang diibaratkan sebagai seberkas kertas putih kosong.
“Peringatan Hardiknas ini sangat istimewa karena berbarengan dengan perayaan Idul Fitri, momentum yang sangat ditunggu bagi umat muslim sedunia. Layaknya setiap anak yang baru lahir ibarat sebuah ‘kertas kosong’. Maka goresan tinta dalam kertas putih tersebut sangat dipengaruhi oleh orang-orang yang ada disekitarnya,” kata Untari.
Maka berbicara mengenai pendidikan tidak hanya sekedar pengetahuan semata, namun lebih jauh daripada itu terkait juga masa depan bangsa Indonesia. Sehingga untuk bisa membangkitkan ekonomi nasional terutama Jawa Timur yang terimbas Covid-19, pendidikan menjadi sektor penting untuk mempersiapkan SDM yang unggul dan berkualitas.
Melalui penyelenggaraan SDM yang unggul tersebut, Untari meyakini hal itu menjadi upaya paling efektif untuk mengentaskan kemiskinan secara struktural. Terlebih, saat ini pemerintah telah mencanangkan program Merdeka Belajar.
“Merdeka belajar menjadi penanda bahwa mindset para siswa haruslah jauh lebih luas dan membumi, yang dibuktikan dalam praktik belajar. Sehingga siswa menjadi SDM-SDM yang tidak hanya menguasai teori semata, namun sudah menguasai ranah implementasinya di lapangan,” jelasnya.
Sebelumnya, pandemi Covid-19 menyebabkan berbagai sektor kehidupan masyarakat tersendat. Termasuk di sektor pendidikan, para siswa diharuskan untuk beradaptasi dengan metode pembelajaran daring.
Dalam implementasinya, sistem daring tersebut kemudian berdampak kepada kurangnya daya serap siswa terhadap berbagai materi yang diberikan.
“Seiring kondisi dewasa ini ketika pandemi Covid-19 sudah dalam tahapan menjadi endemi, maka anak-anak kita sudah bisa kembali ke sekolah. Sehingga teori-teori yang didapatkan bisa langsung diimplementasikan dalam ranah praktik yang sangat berguna bagi anak-anak kita kedepannya,” tutur Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Timur tersebut.
Kapasitas SDM lulusan sekolah menengah atas/kejuruan di Jawa Timur saat ini, terang Untari, telah dibuktikan melalui banyaknya lulusan sekolah menengah yang kemudian diterima untuk bisa melanjutkan jenjang pendidikan di ranah pendidikan tinggi.
Oleh sebab itu, pencapaian yang sudah baik tersebut harus bisa dipertahankan bahkan dapat ditingkatkan di tahun 2022 ini. “Selamat untuk anak-anak semua, tetaplah berprestasi, membangun Jawa Timur dan Indonesia menuju generasi emas 2045,” pungkas Untari. (ace/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS