
JAKARTA – Politisi PDI Perjuangan Zuhairi Misrawi menegaskan, partai ini akan menjalani tangggung jawab yang lebih besar di periode pemerintahan Presiden Joko Widodo. Yakni bagaimana terus membumikan ideologi Pancasila.
Pihaknya tidak ambil pusing dengan jatah menteri pada pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin periode 2019-2024. “Bagi kami memperjuangkan ideologi Pancasila jauh lebih penting ketimbang bicara angka-angka jumlah menteri kabinet. Tanggung jawab kita adalah membumikan Pancasila,” kata Zuhairi dalam acara diskusi di Jakarta, Sabtu (6/7/2019).
Menurut Zuhairi, perjalanan bangsa Indonesia dan dinamika jatuh bangunnya bangsa Indonesia, harus dilihat secara konprehensif sehingga untuk menjaga persatuan bangsa dan keutuhan negara Indonesia, maka Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia harus terus membumi.
“Seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, harus betul-betul kokoh. Pancasila harus terus hidup dan menjadi jalan hidup bagi bangsa Indonesia,” ujarnya.
Politisi yang akrab disapa Gus Mis ini menegaskan, dalam Nawacita kedua yang merupakan visi misi Presiden terpilih Joko Widodo untuk pemerintahannya adalah pembangunan kualitas sumber daya manusia (SDM). “Membangun Indonesia menjadi kuat, adalah membangun SDM berkualitas,” katanya.
Karena itu, tambah Zuhairi, kabinet pada pemerintahan Presiden Jokowi mpada periode kedua harus betul-betul kabinet yang dapat membangun SDM untuk menyikapi tantangan zaman.
Gus Mis mengingatkan kembali bahwa Presiden terpilih Jokowi adalah kader PDIP. Karena itu, dia meyakini bekas Gubernur DKI Jakarta tersebut memiliki penilaian terhadap kolega separtainya yang layak menjadi pembantu di pemerintahan 5 tahun ke depan.
“Alhamdulillah, partai kami panen kader terbaik dari berbagai lini. Perekonomian, pertanian, kami siap,” ucapnya.
Kemudian, soal rekonsiliasi, menurut Zuhairi, bangsa Indonesia jiwanya adalah gotong-royong dan persatuan.
Karena itu, sebutnya, PDI Perjuangan mengapresiasi elemen bangsa yang memiliki tekad untuk bangun kebersamaan, gotong-royong dan persatuan bangsa.
“Bangsa Indonesia sulit untuk maju jika masyarakatnya belum duduk bersama, bersatu dan bersama-sama membangun bangsa,” katanya.
Dia mengingatkan, seluruh elemen bangsa Indonesia harus memiliki pemikiran untuk bersama-sama membangun bangsa.
“Untuk kemaslahatan bangsa. Jangan mewarisi generasi penerus dengan konik-konik, tapi warisi dengan persatuan bangsa dan semangat gotong-royong,” tuturnya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS