PONOROGO – Masih dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN), Pemkab Ponorogo mengadakan acara “Ngonthel Bareng Santri Bersarung dan Berpeci” secara prokes dalam “Percepatan Vaksin dan Launching Satgas Prokes” Kabupaten Ponorogo pada Minggu (24/10/2021).
Acara Ngonthel Bareng Santri Bersarung dan Berpeci yang diikuti oleh 6.221 orang ini berhasil memecahkan rekor MURI. Rekor ini tercatat dalam nomor 10.080 dan merupakan yang ke-9 kali bagi Kabupaten Ponorogo.
Rute yang start di Masjid Tegalsari dan finish di Alun-alun Ponorogo, dibagi menjadi 6 titik lokasi, yang diikuti semua lapisan masyarakat mulai dari para santri, lurah/kades, camat, Paguyuban Sepeda Unto, NU, Muhammadiyah, dan Forkopimda Ponorogo.
Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko yang ikut gowes dengan mengenakan seragam Banser, mengatakan, bertepatan dengan Hari Santri Nasional, gelaran sepeda onthel menggunakan sarung dan peci tersebut adalah untuk mengingat sejarah resolusi jihad yang didengungkan oleh K.H. Hasyim Asyari. Selain itu, acara tersebut juga untuk mengingatkan generasi muda, bahwa santri berperan penting dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
“Jihad itu tidak perang lagi, tetapi pada hari ini santri perang melawan pandemi Covid-19. Selain itu, kenapa rute yang ditempuh dimulai dari Masjid Tegalsari melewati jalan HOS Cokroaminoto menuju alun-alun? Agar para generasi muda paham sejarah. Tentunya, gowes menggunakan sepeda unto ini juga agar pasar-pasar sepeda kuno ini supaya laku dan menjadikan sumber ekonomi,” terang Bupati Sugiri yang didampingi oleh Wabup Lisdyarita.
Ngonthel bareng tersebut dicatatkan di MURI sebagai rekor internasional, dengan bersepeda bersarung dengan jumlah peserta terbanyak yakni 6.221 peserta. Perwakilan MURI yang hadir di Ponorogo, Sri Widayati, mengatakan, Ponorogo saat ini sudah meraih 9 rekor MURI dalam kegiatan. Salah satunya adalah pagelaran reog dengan jathilan terbanyak beberapa tahun lalu, dan kali ini ngonthel bareng dengan bersarung.
“Hari ini MURI hadir kembali di Ponorogo dalam momentum Hari Santri, yaitu bersepeda dengan mengenakan sarung dan kopiah peserta terbanyak. Dari hasil verifikasi lapangan tim MURI, terdapat 6.221 peserta yang berpartisipasi dalam kegiatan ini dari enam titik yang berbeda. Kegiatan ini resmi kami catat dalam MURI yang ke-10.080. Tapi kegiatan ini tidak hanya dicatat sebagai rekor nasional, tapi oleh Ketua Umum MURI juga dikukuhkan sebagai rekor dunia,” jelas Widayati. (jrs/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS