SURABAYA – Suasana hangat dan penuh energi tercipta di talkshow ”Dream and Do” bertema “Berangkat dari Surabaya, Berdampak di Mancanegara” yang digelar belum lama ini di Surabaya. Hampir seratus anak muda dari berbagai kampus dan SMA/SMK di Surabaya antusias berdiskusi tentang pengembangan karir dan kompetensi hingga luar negeri.
Talkshow ini menghadirkan Naufal Arsy Katon, mahasiswa ITS penerima beasiswa Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) ke Irlandia, serta Aulia Rahmawati, dosen penerima beasiswa doktoral di Cardiff University, Inggris.
Acara dikemas santai model cangkrukan dan dipandu Ketua Komisi C DPRD Surabaya, Eri Irawan, yang juga menjadi penggagas talkshow.
“Gen Z itu tidak bisa digurui. Mereka perlu diajak ngobrol setara, bareng-bareng belajar dan tumbuh. Talkshow ’Dream and Do’ ini jadi ruang buat upgrade diri, bareng-bareng bikin impact nyata,” ujar Eri Irawan, dikutip Rabu (8/10/2025).
”Semoga ini bisa menjadi ruang inspiratif bagi anak-anak muda untuk menggali peluang pengembangan karir ke luar negeri dan memperluas cakrawala global, menjadi global citizen yang adaptif dan tetap membumi pada akar budaya kita,” imbuhnya.
Nama “Dream and Do” dipilih bukan tanpa alasan. Eri menjelaskan, “Dream” melambangkan cita-cita, sementara “Do” menegaskan keberanian untuk melangkah, berproses, dan menghadapi tantangan.
Dia juga memastikan talkshow ini bukan acara sekali lewat. Ke depan, talkshow ini bakal hadir secara berkala dengan tema yang relevan dengan dunia anak muda.
”Mulai dari kewirausahaan, public speaking, etika lingkungan, manajemen keuangan ala Gen Z, hingga isu-isu global,” ujar politisi muda PDI Perjuangan itu.
Dalam sesi sharing, Naufal Arsy Katon menuturkan perjalanannya hingga bisa menembus beasiswa IISMA ke Irlandia. Dia menegaskan bahwa kunci keberhasilan bukan sekadar kepintaran, tapi ketekunan dan mental pantang menyerah.
Arsy menjelaskan, sejak masih duduk di bangku SMA/SMK/MA maupun perkuliahan, anak-anak muda harus memiliki cita-cita ke luar negeri. Tidak hanya untuk studi lanjut, tetapi juga bisa dalam bentuk pertukaran pelajar maupun pengembangan karir lainnya.
Dia mengajak anak-anak muda untuk tidak takut menghadapi kegagalan dan terus mencoba berbagai peluang.
“Saya juga sempat ragu karena saingannya luar biasa banyak. Kuncinya bukan siapa yang paling pintar, tapi siapa yang paling gigih,” ujarnya.
Sementara itu, Aulia Rahmawati menyoroti pentingnya perencanaan karir sejak dini, kesiapan mental, dan penguatan soft skills agar anak muda Surabaya terus kompetitif di level global.
“Peluang beasiswa itu terbuka lebar. Banyak mahasiswa Surabaya punya potensi, jangan terhambat oleh rasa ragu kita sendiri. Yang paling penting adalah berani bermimpi, lalu konsisten mempersiapkan diri,” ujar Aulia. (nia/pr)