MALANG – Program sekolah gratis yang ditawarkan pasangan Dewanti Rumpoko-Masrifah Hadi (Dewi Sri) bukan isapan jempol belaka. Program ini realistis dan dapat dilaksanakan karena terbukti sejumlah daerah sudah merealisasikannya, termasuk di Kota Batu, Kota Malang, dan sejumlah kabupaten/kota lainnya di Indonesia.
“Ini sangat realistis karena sudah ada BOS dan Bosda. Kekurangannya akan ditanggung APBD,” ungkap Dewanti Rumpoko saat berdialog dengan para orang tua siswa dan guru-guru TK di Desa Talok, Kecamatan Turen Kabupaten Malang, Sabtu (7/11/2015).
Menurut Dewanti, sesuai UU Pendidikan Nasional, alokasi anggaran pendidikan dalam yang harus dialokasikan dalam APBD adalah 20 persen. Sehingga logikanya sekolah gratis bisa diwujudkan tergantung kemauan daerah dalam mewujudkannya.
“Saya siap mewujudkan sekolah gratis tersebut. Untuk tahap pertama sekolah gratis hingga 12 tahun atau tingkat SD/MI hingga SMP/MTs. Tahap berikutnya gratis untuk tingkat SMA/SMK/MA,” tutur Dewanti.
Dia menambahkan, pendidikan adalah pelayanan dasar yang harus diwujudkan oleh pemerintah dan dijamin UU. Sehingga kepala daerah yang tidak mewujudkannya berarti melanggar UU.
Tawaran sekolah gratis tersebut disambut antusias oleh orang tua siswa. Sebab biaya pendidikan saat ini terlampau mahal, sehingga para orang tua sangat terbebani.
Citra, salah satu orang tua siswa di Turen mengaku masyarakat sudah menantikan program sekolah gratis sebagaima yang sudah dilaksanakan di daerah lain.
“Kami selaku orang tua siswa tentu menginginkan sekolah gratis, agar pendidikan bagi anak-anak kami terjamin. Pemerintah kan sudah mencanangkan pendidikan dasar 12 tahun, harusnya dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan digratiskan,” tegas Citra.
Sementara itu semakin banyaknya dukungan kepada paslon Dewi Sri dinilai sebagai fenomena yang tidak bisa dibendung.
Abah Zaini salah satu tokoh masyarakat Dampit mengatakan masyarakat mengidamkan tokoh seperti Sujud Pribadi dan Jokowi. Dan itu hanya ditemukan pada sosok Dewanti Rumpoko.
Oleh karena itu, Abah Zaini langsung banting stir mendukung Dewi Sri dan bahkan ditunjuk sebagai ketua relawan untuk wilayah Malang Selatan. “Masyarakat ingin perubahan, mereka rindu sosok yang merakyat dengan program-program realistis yang berpihak ke rakyat,” tuturnya.
Sehingga Zaini meminta semua pihak untuk merapatkan barisan, tidak ada lagi intimidasi dan pembodohan yang pada akhirnya mencederai pelaksanaan demokrasi. (sa)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS