NGANJUK – Eks anggota Gafatar dari Kabupaten Nganjuk saat ini sudah sampai di penampungan sementara di Balai Latihan Kerja (BLK) di Jalan Kapten Kasihin, Kelurahan Cangkringan, Kecamatan Kota Nganjuk.
Sebanyak 12 orang eks Gafatar ini akan tinggal sementara di BLK untuk mendapatkan bimbingan dari pemerintah setempat sebelum kembali ke kampung halaman.
Ketua DPRD Kabupaten Nganjuk Drs Puji Santoso, minta para eks anggota Gafatar tersebut mau dibina, membaur kembali ke masyarakat, dan melupakan yang sudah terjadi.
“Saya berharap para anggota eks anggota Gafatar mau dibina dan kembali ke masyarakat, untuk masyarakat saya juga berharap untuk mau menerima mereka apa adanya “ kata Puji yang juga Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Nganjuk, Rabu (27/1/2016).
Seperti diketahui sebelumnya, sebanyak 193 mantan anggota Gafatar dari berbagai wilayah di Jatim tiba di Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo, sejak Sabtu 23 Januari 2016. Mereka kemudian diinapkan selama dua hari di Asrama Transito Surabaya, sebelum kemudian dijemput pulang oleh pemerintah daerah masing-masing.
Dari data yang dihimpun, 12 orang eks-Gafatar asal Nganjuk itu terdiri dari 3 kepala keluarga (KK) yang berasal dari Desa Kedungmlaten, Kecamatan Lengkong, Desa Sugihwaras, Kecamatan Prambon, serta Desa Pulewetan, Kecamatan Jatikalen.
Darmantono Kasie Balinsos Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Nganjuk mengatakan, berdasarkan data sementara mantan anggota Gafatar dari Nganjuk yang sebelumnya diungsikan dari wilayah Mempawah, Kalimantan Barat memang berjumlah 12 orang.
“Kami bersama instansi terkait telah membahas langkah awal untuk memfasilitasi kepulangan mereka ke kampung halaman, tetapi untuk saat ini masih ditampung di BLK Nganjuk,” ungkapnya.
Lebih lanjut Darmanto mengatakan, selama di penampungan 12 eks Gafatar ini akan menjalani pembinaan agar tetap merasa aman dan tidak terintimidasi ketika dipertemukan dengan keluarga. “Untuk beberapa hari kedepan mereka akan menginap di BLK. Agar secara mental mereka sudah siap,” terangnya
Sementara Samsudin, 47, salah satu anggota eks-Gafatar asal Desa Kedungmlaten, Kecamatan Lengkong mengaku kecewa dengan dipulangkannya ke Nganjuk. Pasalnya, Samsudin mengatakan, di Kalimantan, dia menggarap ladang untuk menafkahi keluarganya.
Namun, dia beserta istri dan tiga anaknya kini tetap mengikuti saja kebijakan pemerintah untuk memulangkan kembali mereka ke kampung halaman. “Seluruh harta benda saya sudah habis saya jual untuk bekal hidup di Kalimantan. Saat ini saya hanya bisa pasrah kepada pemerintah,” ujarnya. (endyk)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS