MAGETAN – Mudik Lebaran tahun ini jadi istimewa bagi penulis novel asal Magetan Okky Madasari. Pasalnya, kepulangan ke kampung halamannya kali ini disambut dengan bincang buku bersama lintas komunitas se-Madiun Raya.
Diskusi digelar oleh perpustakaan Dbuku yang berada di Jalan Kenongo nomor 27, Mangkujayan, Magetan, Sabtu, (2/7/2016) sore kemarin. Pengelola perpustakaan Dbuku, Diana Sasa mengatakan tujuan digelarnya diskusi ini adalah untuk memicu semangat membaca dan menulis masyarakat Magetan.
“Mba Okky ini kan buku-buku karyanya sudah banyak dan cukup dikenal kalangan sastra. Mendapat penghargaan sastra bergengsi pula. Bahkan sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa,” ungkap Sasa yang juga seorang penulis.
Okky Madasari, sebut Sasa, juga terlibat dalam Asian Literary Festival. “Tapi sayangnya di Magetan yang notabene kampung halamannya masih banyak yang belum mengenal dirinya,” ujar perempuan yang juga dikenal sebagai politisi PDI Perjuangan ini.
Karena itu, dia ingin agar Okky membagikan kisahnya bersentuhan dengan buku bacaan sedari kecil hingga bisa jadi penulis seperti sekarang. Harapannya dengan kisah sukses ini anak-anak muda Magetan bisa mendapat inspirasi dan dorongan untuk banyak membaca buku.
Dalam bincang santai yang dimoderatori oleh guru muda Kepala SMK Roudhotul Huda Lembeyan, Magetan Ida Yuhana Ulfa ini, Okky pun membagikan kisah proses kreatif menulisnya.
Proses kreatif Okky dimulai sejak dia masih menjadi murid di SMP 1 Magetan. “Saya suka membaca dan menulis sejak masih kecil. Karena banyak membaca buku kemudian saya jadi suka menulis. Saat menempuh pendidikan di SMP 1 Magetan, saya sudah aktif menulis untuk majalah dinding di sekolah,” ujar perempuan asal Sukomoro ini.
Ketika bersekolah di SMA 1 Magetan, kegemaran menulis Okky makin terasah. Ia bergabung dengan redaksi di majalah sekolahnya yang diberi nama Majalah ‘Mahardika’. Hingga kemudian sejak kuliah dia memilih untuk menulis novel. Salah satu karyanya berjudul Entrok berkisah tentang masa kecilnya di Magetan pada masa orde baru.
Menurut Okky, seseorang tidak akan bisa menulis tanpa terbiasa membaca. “Karya sastra memang tidak bisa secara langsung mengubah dunia, tapi mampu mempengaruhi pikiran pembacanya untuk mengubah dunia dari. Dan dengan menulis ia menemukan kepuasan lebih,” kata perempuan peraih Katulistiwa Literary Award 2012 itu.
Acara ini dihadiri oleh 200-an peserta dari beragam komunitas di Magetan, Madiun, Ponorogo, dan Ngawi. Di antaranya Gen Muda, Kelas Inspirasi, Kompag, Pecinta Reptil, Relawan Teknologi Informasi, dan sebagainya. Selain diskusi ditampilkan pula musikalisasi puisi oleh Komunitas Sastra Muda Wengker dari Ponorogo. (*)