JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak sekitar 3.000 karyawan milenilal dari sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), agar bisa merespon dengan cepat perubahan-perubahanyang ada.
Menurut Jokowi, tidak ada yang lain yang bisa merespon, dan mengadaptasi secara cepat perubahan-perubahan, selain generasi millenial.
“Saya tekankan di sini adalah sekali lagi kecepatan perubahan ini agar segera kita respon secepat-cepatnya. Kalau tidak negara ini, negara kita, bangsa kita ditinggal oleh negara-negara lain,” tegas Jokowi, di sela meresmikan pembangunan kawasan The Telkom Hub, di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (1/11/2018) malam.
Dia juga menitipkan pesan agar karyawan millenial BUMN menggunakan media sosial (medsos) untuk perubahan-perubahan yang baik.
Mengubah pola pikir, mengubah mindset, mengubah paradigma sehingga betul-betul manfaat keterbukaan, manfaat digitalisasi, digital ekonomi itu betul-betul memberi manfaat pada bangsa dan negara.
“Jangan sampai yang muncul di media sosial ujaran kebencian, ujaran kedengkian, fitnah, hoax dan saudara-saudaranya,” kata Jokowi seraya menambahkan, karena memang teknologi yang datang bertubi-tubi seperti ini harus diikuti dengan sebuah standar moralitas yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Pada kesempatan kitu, Jokowi juga menyambut baik masuknya 3 BUMN ke dalam jajaran 500 perusahaan terbaik di dunia. Dia berharap, jangan hanya 3 BUMN, tapi BUMN yang lain juga harus ikut.
“Saya tidak usah sebutkan BUMN mana, nanti bangga hati, nanti gede kepala, karena ini akan ada perubahan-perubahan yang terus harus kita ikuti, dan terus harus kita perbaharui,” ujarnya.
Jokowi mengingatkan, di dunia yang penuh inovasi seperti sekarang, rumus yang berlaku bukan lagi yang kuat mengalahkan yang lemah. Bukan yang besar mengalahkan yang kecil, karena yang kecil bisa tahu-tahu menjadi besar. Yang lemah tahu-tahu bisa meloncat menjadi yang kuat.
“Tapi rumus yang berlaku adalah yang cepat akan mengalahkan yang lambat, yang cepat akan mengalahkan lamban,” kata Jokowi.
Menurut Presiden, perubahan begitu sangat cepatnya. Ia meminta BUMN agar segera merespon setiap perubahan, adaptasi setiap ada perubahan.
“Rumusnya bukan lagi asset heavy tapi asset light. Saya kira sudah tahu yang di BUMN. Enggak bisa membanggakan punya aset, aset-aset berat yang gede-gede, ndak. Sekarang yang dinilai adalah brand value,” tuturnya.
Kalau kita tidak inovasi, lanjut Kepala Negara, pilihannya hanya dua, inovasi atau ditinggal. “Inovasi atau semakin ditinggal, hanya itu saja. Karena perubahan ini akan cepat sekali, akan cepat sekali,” tambah dia. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS