NGAWI – Ketua Persatuan Alumni (PA) GMNI Kabupaten Ngawi sekaligus wakil bupati setempat, Dwi Rianto Jatmiko, berkesempatan menyampaikan pidato pada acara penutupan Pekan Penerimaan Anggota Baru (PPAB) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kabupaten Ngawi, pada Minggu (12/3/2023).
Kegiatan kaderisasi pertama GMNI tersebut berlangsung berlangsung di Agro Techno Park Mangkleng, Kecamatan Ngrambe, sejak 11 sampai 12 Maret 2023. Acara dihadiri oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal DPP GMNI yakni Arjuna Putra Aldino dan M. Ageng Dendy.
Dalam kesempatan tersebut, turut hadir Ketua DPD GMNI Jawa Timur, Persatuan Alumni GMNI Kabupaten Ngawi, serta beberapa pemateri Alumni GMNI dari berbagai wilayah.
Mas Antok, sapaan akrabnya, mengatakan, GMNI menjadi wadah bagi mahasiswa dalam membentuk watak dan karakter yang senantiasa memperjuangkan rakyat kecil dan penindasan. Mahasiswa hari ini menurutnya harus berfikir progresif, kritis, dan berwawasan luas.
“GMNI ini wadah nasionalis yang kita harus berfikir progresif, kritis, dan berwawasan luas dalam rangka mengimplementasikan nilai-nilai perjuangan Marhaenisme itu sendiri,” ujar Mas Antok yang juga merupakan Wakil Bupati Ngawi.
Ia berpesan agar setelah kegiatan PPAB tersebut akan muncul kader-kader nasionalis di berbagai kampus yang ada di Kabupaten Ngawi. Ia berharap para mahasiswa yang tergabung di GMNI mampu menjadi contoh bagi mahasiswa lainnya dengan unggul dalam prestasi.

Sementara Arjuna Putra Aldino, pada kesempatan itu mengatakan jika gerakan mahasiswa harus kembali menempatkan diri sebagai gerakan moral (moral force). Yakni melakukan refleksi kritis atas kondisi bangsa yang terjadi saat ini, yang memang membutuhkan peran dan kontribusi mahasiswa untuk melihat masalah bangsa dengan perspektif yang lebih objektif.
“Nafas gerakan mahasiswa adalah menjadi moral force, GMNI harus selalu melakukan refleksi kritis atas kondisi bangsa. Tugas tersebut adalah warisan sejarah bagi mahasiswa sebagai agen perubahan,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan gerakan mahasiswa tidak boleh terjebak pada politik praktis. Menurutnya, mahasiswa adalah agent of change sehingga harus selalu dijaga kemurnian gerakannya. Arah gerakan mahasiswa harus ditujukan untuk menyemai kesadaran kritis masyarakat dan membenahi masalah yang menimpa bangsa serta kesulitan-kesulitan yang dialami oleh masyarakat.
Gerakan mahasiswa jangan sampai semata-mata hanya menjadi kayu bakar ditengah percaturan politik nasional. Maka gerakan mahasiswa bertujuan semata-mata untuk melakukan kontrol politik dengan memegang teguh prinsip-prinsip universal seperti keadilan sosial, kemanusiaan dan perimbangan kekuasaan. (amd/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS